Oleh: Arina Robithoh Fuadina (Santri PP Hidayatul Mubtadi-aat Kota Kediri)
Nabi Muhammad Saw bersabda:
مَنْ تَوَاضَعَ لِلَّهِ رَفَعَهُ اللَّهُ (رواه احمد وابن ماجه)
“Barang siapa yang rendah hati karena Allah, maka Allah akan mengangkat derajatnya.”(HR. Ahmad dan Ibn Majah)
Siapapun orangnya, apapun statusnya, tidak memandang miskin ataupun kaya, baik memiliki derajat dan pangkat yang tinggi maupun tidak, asalkan memiliki sifat rendah hati, tidak pernah merasa bahwa dirinya agung dan memandang bahwa dirinya lebih luhur dari orang lain, niscaya Allah Swt akan mengangkat derajatnya.
Rendah hati merupakan sikap merendahkan diri yang diumpamakan sayap dan melemaskan lambung tanpa rendah dan hina.
Kenapa diumpamakan sayap? Karena meskipun sayap bisa membuat sesuatu dapat terbang, akan tetapi ia tidak pernah menampakkan bahwa sesungguhnya berkat dirinya sesuatu itu dapat terbang. Sementara melemaskan lambung berarti bahwa orang yang rendah hati harus bersikap lemah lembut.
Maksud rendah hati di sini yaitu:
إِعْطَاءُ كُلِّ ذِيْ حِقٍّ حَقَّهُ.
“Memberikan hak setiap orang kepadanya.”
Jadi, tidak meluhurkan derajatnya orang yang rendah, dan tidak merendahkan orang yang mulia dari derajat kemuliaannya. Rendah hati merupakan salah satu faktor yang akan mengangkat derajat seseorang dan menarik kemuliaannya.
Dengan demikian, rendah hati bukan berarti rendah diri. Dikarenakan rendah hati tidak akan merendahkan seseorang yang mulia dari derajat kemuliaannya. Justru Allah Swt akan mengangkat derajatnya.
Baca Juga: Memilih Teman yang Menginspirasi (Hikam-42)
Karena itu, marilah mulai belajar menanamkan sifat rendah hati pada diri kita masing-masing, Seperti yang telah dikatakan oleh Habib Syaikh bin ‘Abdul Qadir as-Segaf:
“Belajarlah mengalah sampai tiada seorangpun mengalahkanmu, belajarlah merendah sampai tiada seorangpun merendahkanmu, dan belajarlah sabar sampai Allah mengangkat derajatmu”.
Sumber:
Hafizh Hasan al Mas’udi, Taisir al Khalaq, (Surabaya: Al Hidayah, 1339), 39.
Ilustrasi:
flickr – aarongustafson