Sirah Nabawiyah [17]: Kesalahan Akidah Semua Agama Benar

0
110
Kesalahan Akidah Semua Agama Benar

Untuk menjawab keresahan tentang pemahaman bahwa semua agama benar, kita bisa memulainya dari sini.

Nabi Musa a.s. diutus pada Bani Israil. Kondisi Bani Israil pada era Nabi Musa a.s. menuntut pemberlakuan syariat yang secara umum keras tanpa ada keringanan. Dengan berlalunya waktu, kemudian Nabi Isa a.s. diutus menyampaikan pada mereka risalah yang lebih ringan dan lebih mudah daripada yang diajarkan oleh Nabi Musa a.s. pada era sebelumnya. 

Kita tengok khutbah Nabi Isa a.s. yang direkam oleh Al-Qur’an:

وَمُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَىَّ مِنَ ٱلتَّوْرَىٰةِ وَلِأُحِلَّ لَكُم بَعْضَ ٱلَّذِى حُرِّمَ عَلَيْكُمْ 

“Dan (aku) sebagai orang yang membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan agar aku menghalalkan bagi kamu sebagian dari yang telah diharamkan untukmu.” (Ali Imran: 50)

Baca juga: Sirah Nabawiyah [16]: Sejak Nabi Adam, Akidah Islam Tidak Pernah Berubah

Dalam ayat itu, Nabi Isa a.s. menjelaskan pada Bani Israil tentang sesuatu yang berkaitan dengan akidah. Beliau membenarkan, menegaskan, dan menyegarkan ajaran Taurat. Sedangkan tentang peraturan perundangan terkait halal-haram, beliau mengajarkan beberapa perubahan, memberikan kemudahan, dan menghapus peraturan berat yang sebelumnya membebani mereka. 

Dari penjelasan ini bisa disimpulkan bahwa risalah setiap Rasul berisi dua konten: yakni akidah (ideologi) dan syariat (peraturan perundangan).

Akidah yang diajarkan dan diamalkan setiap Rasul hanyalah satu akidah yang sama seperti para Rasul sebelumnya tanpa ada perbedaan dan perubahan.

Sedangkan untuk syariat, syariat Rasul yang baru menghapus syariat Rasul yang lama. Kecuali, peraturan yang ditegaskan kembali atau tidak dikomentari oleh syariat baru. Sebagian ulama mengatakan bahwa syariat lama juga syariat bagi kita, selama syariat kita tidak menyelisihi/berbeda darinya.

Jelas sudah, bahwa tidak ada bermacam agama samawi. Yang ada adalah bermacam syariat samawi. Syariat yang baru datang menghapus yang lama sampai ada syariat terakhir—tanpa ada amandemen lagi. Di mana, hikmah Allah Swt. menetapkan penyampai syariat terakhir ini adalah sebagai penghabisan para Nabi dan Rasul.

Sangat salah jika menganggap semua agama benar. Agama yang benar hanya satu. Setiap Nabi, sejak Nabi Adam a.s. sampai Nabi Muhammad saw. diutus untuk mengajak dan menyuruh manusia pada agama yang sama. Itulah agama Islam.

Simak video kajian keluarga islam kami di fanpage aswajamuda.com

Nabi Ibrahim a.s., Nabi Ismail a.s., dan Nabi Ya’qub a.s. diutus membawa Islam. Sebagaimana firman Allah Swt.:

وَمَن يَرْغَبُ عَن مِّلَّةِ إِبْرَٰهِۦمَ إِلَّا مَن سَفِهَ نَفْسَهُۥ ۚ وَلَقَدِ ٱصْطَفَيْنَٰهُ فِى ٱلدُّنْيَا ۖ وَإِنَّهُۥ فِى ٱلْءَاخِرَةِ لَمِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ. إِذْ قَالَ لَهُۥ رَبُّهُۥٓ أَسْلِمْ ۖ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّٱلْعَٰلَمِينَ. وَوَصَّىٰ بِهَآ إِبْرَٰهِۦمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَٰبَنِىَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصْطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

“Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh. (Ingatlah) ketika Tuhan berfirman kepadanya (Ibrahim), “Berserahdirilah!” Dia menjawab, “Aku berserah diri kepada Tuhan seluruh alam.” Dan Ibrahim mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. “Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.” (Al-Baqarah: 130-132)

Referensi: Muhammad Said Ramadhan al-Buthi, Fiqh al-Sirah al-Nabawiyah, (Mesir: Dar al-Salam, 2021), Hal. 52-55