Surabaya,
Masjid Al-Akbar Surabaya menghadirkan DR Syaikh Muhammad bin Ismail, Senin (26/1) siang. Ketua Riset dan Kajian Islam Universitas King Abdul Aziz dari Makkah ini sengaja didatangkan dalam rangkaian daurah ma’ahid dan maulid Nabi Muhamammad SAW. Ia menyampaikan hikmah maulid dalam rangka memperkuat ukhuwah Islamiyah.
Syaikh Muhammad menyampaikan, materi esensi persatuan umat Islam dari masa ke masa. Ia menegaskan, kelahiran Nabi Muhammad SAW membawa kegembiraan. “Demikian juga Nabi Muhammad mampu membawa kebanggaan sekaligus menjadikan Islam sebagai jawaban yang benar,” katanya di hadapan ribuan peserta.
Momentum peringatan maulid merupakan sarana untuk saling mengingatkan kepada umat Islam akan tantangan di depan mata, khususnya di era globalisasi. Di antara sikap yang harus dipegang teguh khususnya sebagai refleksi maulid adalah sabar, introspeksi diri, memuliakan ulama serta membaca al-Qur’an dan hadits.
“Berusahalah untuk sabar,” kata Syaikh Muhammad. Baginya, kesabaran adalah kunci kebahagian dan juga sebagai jawaban atas berbagai kesulitan hidup yang dihadapi umat.
Pesan berikutnya adalah melakukan koreksi dan perbaikan khususnya bagi diri sendiri. Karena dalam ceramah yang menggunakan bahasa Arab sebagai pengantar ini, perbaikan sejati hanya dapat dilakukan dengan mengawali dari diri sendiri. “Tanpa itu jangan berharap ada perubahan di keluarga, masyarakat serta bangsa dan negara,” tegasnya.
Cinta kepada ulama dan santri adalah di antara hal yang disampaikan. Baginya, memuliakan para ulama dan santri termasuk di dalamnya kitab-kitab ulama terdahulu adalah wujud dari penghargaan kepada para pewaris nabi.
Dalam kesempatan tersebut, Syaikh Muhammad juga mengingatkan hadirin untuk berhati-hati terhadap sejumlah kalangan yang gemar berfatwa masalah keagamaan namun yang bersangkutan tidak memiliki pengetahuan yang cukup.
“Orang seperti ini malah membanggakan dirinya sendiri dan cenderung menganggap pendapat orang lain salah,” katanya. Padahal dengan berfatwa, akan banyak masyarakat yang mengikuti pendapat yang disampaikan. Akibatnya, kian banyak orang yang sesat akibat pandangan tersebut, lanjutnya.
Daurah ma’ahid dan maulid diikuti alumni kampus di Saudi Arabia, utusan pondok pesantren dan takmir masjid se Jawa Timur, juga masyarakat umum.
Tampil sebagai moderator adalah Kasi Haji Kemenag Srabaya Drs H Farmadi Hasyim, dan Ustadz Saiful Islam dari pesantren Al-Khoziny Sidoarjo sebagai penerjemah. (Syaifullah/Alhafiz K)