Syarat Sah Puasa, Sudah Tahu ?

0
1637

aswajamuda (170615) – Dalam urusan berpuasa, baik Puasa Wajib atau Sunnah semuanya memiliki Syarat Sah Puasa yang sama. Sayyid Ahmad Bin Umar Asy-Syathiri menuturkan sebagai berikut :

Syarat Sahnya Puasa itu ada 4 :

1. Islam
2. Berakal
3. Suci dari Haid dan Nifas
4. Hari (di mana ia berpuasa) itu diperkenankan untuk berpuasa di dalamnya.

Pada poin pertama, Syarat yang membuat sahnya puasa seseorang adalah statusnya dalam keadaan beragama Islam, maka tidak Sah jika ada Non Muslim melaksanakan Puasa Ramadhan dan sejenisnya yang merupakan salah satu dari Syariat Islam.

Sedangkan pada poin yang kedua yang disyaratkan adalah orang yang berakal, maka tidak sah bagi orang Gila untuk berpuasa bedahalnya dengan anak kecil walaupun belum Baligh puasanya tetap sah pun demikian dia belum diwajibkan. Akan tetapi orang tua diwajibkan untuk mengajari anaknya Sholat termasuk Puasa ketika anaknya memasuki usia 7 tahun dan wajib memukul (memberi hukuman yang mendidik) ketika dia sudah berusia 10 tahun tapi tidak mau Sholat begitu juga Puasa.

Kemudian pada Poin ketiga, disyaratkan pula suci dari Haid dan Nifas. Syarat ini hanya berkenaan bagi kaum hawa saja. Jadi bilamana ada seorang wanita berpuasa sedangkan dia dalam keadaan Haid atau Nifas maka puasanya tidak sah bahkan Haram untuk berpuasa. Hanya saja ia wajib menggantinya (Qodho’) ketika ia sudah suci.

Dan syarat yang terakhir adalah berkenaan dengan wsktu pelaksanaan puasanya. Dalam hal ini seseorang yang ingin berpuasa harus tahu betul bahwasannya hari di mana ia berpuasa tersebut diperkenankan untuk berpuasa, sebaba ada beberapa hari yang kita dilarang (haram) untuk berpuasa yaitu :

1. Hari Raya Idul Fitri & Idul Adha

2. Hari-Hari Tasyriq, yaitu tanggal 11,12 dan 13 Dzul Hijjah

3. Hari Syak (meragukan), yaitu tanggal 30 Sya’ban ketika banyak orang membicarakan alan terlihatnya Hilal di malam harinya, namun tak ada satupun saksi mata yang melihatnya. Atau yang menyaksikan nampaknya Hilal tersebut adalah orang yang ditolak persaksiannya seperti anak kecil, hamba sahaya dan orang Fasiq.

4. Pertengahan Akhir Bulan Sya’ban jika tidak disambung dengan sebelumnya (15 sya’ban) terkecuali puasanya mempunyai sebab seperti rutinan senin-kamis, nadzar, qodho’ atau Kaffarah maka itu semua boleh. Nah bilamana menyambung dengan tanggal 15 Sya’ban akan tetapi sempat terputus 1 hari atau lebih maka tetap tidak boleh untuk dilanjutkan setelahnya.

Disadur dari Kitab Nail Ar-Raja’ karya Sayyid Ahmad Bin Umar Asy-Syathiri halaman 273-275 cetakan Dar Al-Minhaj dengan sedikit penyesuaian bahasa.

Oleh : Imam Abdullah El-Rashied
Tarim, 3 Sya’ban 1436 H/21 Mei 2015


sumber : muslimedianews