Ada Apa Dibalik Pembukaan Surat Diawali dengan Huruf-huruf Terpisah (Fawatihu Suwar)?

0
1765

Alquran dikaji dari segi apa saja pasti selalu menarik. Termasuk dari segi pembukaan surat yang menggunakan huruf-huruf yang terpisah, atau sering diistilahkan dengan  fawatihu suwar. Misalnya : الم , المر , المص , كهيعص dsb.

Ayat semacam ini, oleh ulama dikategorikan sebagai ayat-ayat mutasyabih (ayat yang maksudnya tidak begitu jelas). Menyikapi ayat mutasyabih para ulama pun terbagi menjadi dua mainstrems.

Kelompok pertama meyakini bahwa ayat mutsyabih hanya diketahui maknanya oleh Allah Swt. semata, berdasarkan hujjah ayat:

وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا

Artinya : “ Dan tidak ada yang mengetahui ta’wilnya melainkan Allah, dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami.” (Surat Ali Imron, ayat 7)

Yang menjadi dasar utama pemikiran kelompok ini adalah wawu pada lafadz والراسخون diyakini sebagai wawu isti’naf (wawu yang menjadi awal suatu kalimat). Sehingga makna ayat di atas “tiada yang mengetahui ta’wil dari ayat mutasyabih kecuali Allah Swt” titik sampai di sini.

Lafadz الراسخون (orang yang mempunyai kedalaman ilmu) tidak punya pengetahuan atas ayat mutasyabihat. (Syaikh Jalaluddin As-Suyuthi, Al-Itqon, [Beirut : Dar Al-Kutub Al-Imiah, 2015] hal. 321.)

Kelompok kedua, berpendapat ayat mutasyabih bisa ketahui maknanya. Kelompok ini juga berhujjah dengan ayat sama, namun punya analisis yang berbeda.

Kelompok ini berargumen bahwa wawu pada lafadz والراسخون wawu ‘athof (kata sambung ‘dan’). Artinya, yang mengetahui ta’wil dari ayat mutasyabih adalah Allah Swt. dan orang-orang yang ilmunya mendalam.

Termasuk ulama yang setuju dengan kelompok kedua adalah Imam Nawawi (w. 676 H./1277 M.). Beliau berstatement:

إِنَّهُ الْأَصَحُّ لِأَنَّهُ يَبْعُدُ أَنْ يُخَاطِبَ اللَّهُ عِبَادَهُ بِمَا لَا سَبِيلَ لِأَحَدٍ مِنَ الْخَلْقِ إِلَى مَعْرِفَتِهِ

Artinya : “Sesungguhnya hal itu adalah pendapat yang lebih benar, karena tidak mungkin Allah Swt. mengkhitabi umatnya dengan cara yang tidak seorang pun dapat memahami.” (Abu Zakariya Muhyiddin An-Nawawi, Syarh Muslim, [Kairo, Dar At-Taufiqiah, 2010], Jilid 2, halaman 218.)

Jika ada kemungkinan ayat mutasyabih bisa dipahami, lalu, apakah fawatihu suwar juga dapat diketahui maknanya?

Berpijak pada pendapat kelompok kedua, tentu jawabannya “iya”.

Mari kita cek beberapa penjelasan kandungan makna pada fawatihu suwar menurut Sahabat Ibnu Abbas Ra (w. 68 H/687 M.).

Ibnu Abbas Ra menafsiri الم dengan أنا الله أعلم (Aku Allah Swt mengetahui), المص : أنا الله أفصل (Aku Allah Swt memisahkan), المر : أنا الله أرى (Aku Allah Swt melihat), كهيعص setiap hurufnya menunjukkan masing-masing makna, yaitu : كريم (Maha Mulia), هاد(Maha pemberi petunjuk), حكيم (Maha Bijaksana), عليم (Maha mengetahui), صادق (Maha benar).

Selain itu, masih menurut Ibnu Abbas, ayat الر  dan حم  dan ن sebenarnya lafadz الرحمن yang dipisah-pisah. (Syaikh Jalaluddin As-Suyuthi, Al-Itqon, [Beirut, Dar Al-Kutub Al-Imiah, 2015], hal. 319-320.)

Meminjam istilahnya Gus Baha, “Ini penting saya utarakan“, agar kita bisa menjawab apabila ada orang yang menuduh bahwa ada ayat Alquran yang muspro/percuma/tidak berguna karena tidak bisa dipahami. Sehingga keluar dari fungsi utama Alquran sebagai hudan linnas (memberi petunjuk kepada umat manusia).

Jelas tuduhan itu tidak benar. Meskipun begitu, kita tetap meyakini bahwa fawatihu suwar mempunyai sirr (rahasia) yang tersimpan. Sebagaimana jawaban Imam Sya’bi ketika ditanya tentang makna yang terkandung di fawatihu suwar, beliau menjawab:

إِنَّ لِكُلِّ كِتَابٍ سِرًّا وَإِنَّ سِرَّ هَذَا الْقُرْآنِ فَوَاتِحُ السُّوَرِ

Artinya: “Sesungguhnya setiap kitab mempunyai rahasia, dan rahasia Alquran ini adalah pada fawatihu suwar”. (Syaikh Jalaluddin As-Suyuthi, Al-Itqon, [Beirut, Dar Al-Kutub Al-Imiah, 2015], hal. 319.)

Wallahu a’lam

Penulis: Amin Ma’ruf, PP Al-Iman Bulus Purworejo; Mahasiswa Tafsir Pascasarjana UNSIQ Wonosobo.