Eks Gafatar mendebat Kiai NU, bahwa tidak ada perintah shalat dalam Al Qur’an. Saya dihubungi, dan berikut ini jawabannya, semoga bisa menjadi bekal dalam membimbing Eks Gafatar di lain tempat.
DALIL-DALIL SHALAT WAJIB
Dalil shalat wajib lima waktu itu adalah Al Qur’an, al Hadits, dan Ijma/kesepakatan seluruh Ulama atas suatu hukum setelah wafatnya Nabi Saw.
- AL QUR’AN, di antaranya:
a. An Nisa’, 103:
إنَ الصَلاةَ كَانَتْ على المُؤْمنينَ كِتَاباً مَوْقوتاً.
Sungguh shalat menjadi kewajiban yang waktunya telah ditentukan bagi orang-orang beriman.
b. Al Baqarah, 238:
حافِظُوا عَلَى الصَّلَواتِ وَالصَّلاةِ الْوُسْطى وَقُومُوا لِلَّهِ قانِتِينَ.
Kalian jagalah shalat-shalat dan shalat wustha, dan berdirilah kalian berdoa kunut karena Allah.
Menunjukkan shalat 5 waktu. 3 shalat disebut dengan kata الصَّلَواتِ , satu shalat (subuh) dengan kata وَالصَّلاةِ الْوُسْطى , dan satunya lagi diambil dari pemahaman wustho yang berarti tengah, tidak mungkin hanya 4, sehingga karena sudah disebutkan 4 berarti masih ada satu lagi, sehingga jumlahnya 5 shalat.
c. Al Isra’: 78:
أَقِمِ الصَّلاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلى غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآنَ الْفَجْر.
Dirikanlah shalat saat/ matahari telah tergelincir ke arah barat sampai malam yang gelap, dan shalat subuh.
Kata الصَّلاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلى غَسَقِ اللَّيْل mencakup shalat wajib Dhuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya’. Sedangkan kata وَقُرْآنَ الْفَجْر mencakup subuh.
d. Ayat-ayat lain tentang perintah shalat.
- HADITS:
a. Riwayat al Bukhari, Muslim dan ulama lainnya tentang Isra Mi’raj:
ففَرَضَ اللهُ على أمتي خَمْسينَ صَلاةً … فرَاجَعتُهُ فقال: هي خمس، وهي خمسُونَ، لا يُبَدلُ الْقَوْلُ لَدَيَّ.
Kemudian Allah mewajibkan bagi umatku 50 shalat, … lalu aku berulang-ulang kembali kepada Allah, kemudian Allah berfirman: “Itu shalat 5 kali, pahalanya 50 kali shalat, dan firman disisiku tidak diganti/diubah.”
b. Riwayat al Bukhari, Muslim dan ulama lainnya tentang ketentuan waktu shalat:
عن أبي موسى الأشعري رضي الله عنه، عن رسول الله صلى الله عليه وسلم: أنه أتاه سائلٌ يسألُه عن مواقيت الصلاة، فلم
يَرُدَّ عليه شيئاً. قال: فأقام الفجر حين انْشَق الفجْرُ، والناس لا يكاد يعرفُ بعضُهم بعضاً، ثم أمره فأقام بالظهر حين زالتِ الشمسُ، والقائلُ يقولُ: قد انْتَصَفَ النهارُ، وهو كان أعْلمَ منهم، ثم أمره فأقام بالعصرِ والشَّمْسُ مُرْتَفعَةٌ، ثم أمره فأقام بالمغرب حين وَقَعَت الشمس، ثم أمره فأقام العشاءَ حين غابَ الشَّفَقُ. ثم أخَر الفجرَ من الْغدِ، حتى انْصرَفَ منها والقائلُ يقول: قد طلعت الشمس أو كَادتْ، ثم أخَّر الظهر حتى كان قريباً من وقت العصر بالأمْس، ثم أخر العصر حتى انصرف منها والقائلُ يقولُ: قد احْمَرَّتِ الشمسُ، ثم أخّو المغربَ حتى كان عند سُقوطِ الشَفَقِ، ثم أخّر العشاء حتى كان ثلثُ الليل الأوَّل. ثم أصبح، فدعا السائل فقال: (الْوَقتُ بَيْنَ هَذيَن).
Intinya diriwayatkan dari Abu Musa al Asy’ari, ada orang yang bertanya kepada Nabi saw tentang waktu shalat, tapi tidak beliau jawab sama sekali, kemudian orang itu terus menyertai Nabi saw selama dua hari. Ia menyaksikan, di hari pertama Nabi saw shalat di awal waktu, dan di hari kedua shalat di akhir waktu.
c. Hadist-hadist lain yang sangat banyak yang menjelaskan tentang shalat wajib 5 waktu.
- IJMA’
a. Di antaranya disebutkan oleh Imam Fakhruddin ar Razi dalam kitab tafsirnya, Mafatih al Ghaib (VI/482):
الْمَسْأَلَةُ الْأُولَى: أَجْمَعَ الْمُسْلِمُونَ عَلَى أَنَّ الصَّلَاةَ الْمَفْرُوضَةَ خَمْسَةٌ، وَهَذِهِ الْآيَةُ الَّتِي نَحْنُ فِي تَفْسِيرِهَا دَالَّةٌ عَلَى ذَلِكَ.
Masalah pertama: Ulama Muslimin ijma’/sepakat bahwa shalat yang diwajibkan ada lima, dan ayat 238 surat al Baqarah yang akan saya jelaskan ini menunjukkannya.
b. Keterangan di kitab-kitab, tafsir, penjelasan hadits, dan fikih yang berlalu banyak untuk disebutkan.
Oleh : Ahmad Muntaha AM
Dikutip Dari:
1. At Tadzhib, karya DR. Musthafa Dib al Bugha, h. 40-41.
2. Tafsir Mafatih al Ghaib, karya Fakhruddin ar Razi, juz VI, h. 482 dan juz XI, h. 208.
3. Dan kitab-kitab lainnya.
Ilustrasi:
okezone.com
