Gerilya Madrasah Media Pesantren Plat AE

0
1716
Gerilya Madrasah Media Pondok Jatim

Sabtu (30/10) kemarin, Komunitas Media Pondok Jatim (MPJ) menyelenggarakan madrasah media. Peserta madrasah ini diperuntukkan bagi para pegiat media dari pondok pesantren di Jawa Timur. Khususnya, daerah karesidenan Madiun (Plat AE).

Madrasah media adalah salah satu program dari komunitas MPJ, untuk memberikan pelatihan dalam menyajikan konten media sosial. Pelatihan ini diberi nama Madrasah Media Pondok Jatim (MMPJ). Haqqin Nazil, salah satu pengurus komunitas MPJ, menyebut jika Madrasah Media kali ini adalah yang penyelenggaraan yang kedelapan. Sebelumnya, Madrasah Media sudah terselenggara di berbagai daerah lain, seperti Pamekasan, Lumajang, Tulungagung, dan lain-lain.

Bertempat di Pesantren Darul Ulum Poncol, Magetan, MMPJ Plat AE ini diikuti oleh 59 peserta, yang berasal dari 25 pondok pesantren yang berbeda. Mereka terbagi menjadi dua kelas madrasah. Tiga puluh santri mengikuti kelas desain grafis PC, dan sisanya mengikuti kelas desain grafis smartphone. Kedua kelas madrasah ini ditutori oleh para santri dari komunitas Santri Design Community (SDC) dan Media Pondok Pesantren Langitan, Tuban.

Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari. Dimulai hari Sabtu pagi, dan berakhir hari Ahad siang pukul 14.00 WIB.

Baca juga: Hukum Memasang Foto Perempuan di Media Sosial

Tiap kelas madrasah membagi pelatihan menjadi dua sesi. Pertama, ngaji media. Di sesi ini, tutor memberikan materi terkait desain grafis. Memberikan trik-trik dan kiat untuk mendesain dengan lebih baik dan lebih cepat.

Di sesi selanjutnya, peserta diberi kesempatan untuk sorogan media. Di sorogan media ini, para peserta menyetorkan hasil desain yang mereka kerjakan selama pelatihan, sebagaimana ketika mereka menyetorkan hasil belajar kitab mereka di pesantren. Di sesi ini, para peserta mendapatkan koreksi serta saran agar materi yang mereka kerjakan menjadi produk desain yang lebih baik dan menarik.

Habib Musthofa, perwakilan pengasuh pondok pesantren Darul Ulum, berharap, para peserta dapat memanfaatkan hasil madrasah media ini di pesantren masing-masing. “Kalian sampaikan hasil madrasah ini kepada para pengasuh kalian. Kepada gus-gus dan ning-ning (para pengasuh muda, -red),” pesan Gus Tofa, panggilan akrab beliau, kepada para peserta. Dengan disampaikannya hasil madrasah ini kepada para pengasuh, maka akan ada perhatian lebih terhadap konten dakwah yang dikelola pondok pesantren mereka.

MMPJ ini adalah ajang untuk melatih skill para santri yang berkhidmah di pondok pesantren. Terutama, skill dalam mengelola media sosial. Harapannya, pondok pesantren bisa mendakwahkan pendidikannya lewat konten di media sosial mereka. Dengan begitu, konten-konten agama yang selama ini seringkali bias antara yang baik dan buruk, bisa dijernihkan oleh konten-konten dari pondok pesantren.

MMPJ ini juga menjadi ajang persiapan dalam menghadapi Festival Media Pondok Jatim (FMPJ), yang dilaksanakan pada Oktober-Desember ini.][