Ukhuwah Wathaniyyah Teguhkan Relasi Muslim Non Muslim

0
1880
Ukhuwah Wathaniyyah

إنَّهُمْ أُمَّةٌ وَاحِدَةٌ مِنْ دُونِ النَّاسِ.

“Sesungguhnya mereka adalah satu bangsa di hadapan bangsa-bangsa lainnya.”

Ukhuwah Wathaniyyah atau persaudaraan antaranak bangsa dengan bermacam latar belakang agama dan keyakinan menjadi pondasi utama bagi kokohnya relasi sosial antara muslim dan non muslim.

Persaudaraan yang menjamin bagi terwujudnya kerukunan umat beragama tidak dapat terjalin sempurna hanya dengan sikap saling toleransi, namun memerlukan keterbukaan diri untuk terlibat dalam kerjasama demi meraih kebaikan dan kemaslahatan.

Bangsa Indonesia telah disatukan oleh kehendak, cita-cita, dan tekad yang kuat untuk membangun masa depan dan hidup bersama sebagai warga negara di bawah naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Seluruh elemen bangsa Indonesia telah terikat dalam satu ikatan kebangsaan terlepas dari perbedaan agama dan latar belakang primordial lainnya.

Bukankah kesadaran sebagai satu-kesatuan bangsa seperti itu selaras dengan spirit Nabi Muhammad Saw yang telah menyatukan seluruh penduduk kota Madinah dalam satu ikatan kebangsaan:

وَإِنَّ يَهُودَ بَنِي عَوْفٍ أُمَّةٌ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ، لِلْيَهُودِ دِينُهُمْ، وَلِلْمُسْلِمِينَ دِينُهُمْ، مَوَالِيهِمْ وَأَنْفُسُهُمْ، إِلَّا مَنْ ظَلَمَ وَأَثِمَ، فَإِنَّهُ لَا يُوْتِغُ إِلَّا نَفْسَهُ، وَأَهْلَ بَيْتِهِ.

“Kaum Yahudi dari Bani ‘Auf adalah satu umat dengan mukminin. Bagi kaum Yahudi agama mereka, dan bagi kaum muslimin agama mereka. Juga (kebebasan ini berlaku) bagi sekutu-sekutu dan diri mereka sendiri. Kecuali bagi yang zalim dan jahat, maka hal demikian akan merusak diri dan keluarganya.”

Bukankah Nabi Muhammad Saw sebagai panutan manusia akhir zaman secara tegas telah mendeklarasikan persaudaraan kebangsaan seperti itu dengan umat lainnya dalam Konstitusi Madinah:

إنَّهُمْ أُمَّةٌ وَاحِدَةٌ مِنْ دُونِ النَّاسِ.

“Sesungguhnya mereka adalah satu bangsa di hadapan bangsa-bangsa lainnya.” (Abdul Malik bin Hisyam, Sirah an-Nabi, [Thanta: Dar as-Shahabah li at-Turats, 1416 H/1995 M], cetakan pertama, I/126-129).

Seri: Kajian Keluarga Mualaf


Photo by mentatdgt from Pexels