Oleh: Ahmad Muntaha AM
Di antara ajaran Ahlussunnah wal Jamaah yang sering diperselisihkan oleh orang-orang selain ahlussunnah adalah adanya nikmat dan siksa kubur? Benarkah keduanya ada? Tentu nikmat dan siksa kubur ada sesuai al-Quran dan al-hadits berikut ini.
اَلنَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ (غافر: 46)
“Kepada mereka diperlihatkan (diberitakan) neraka pada pagi dan petang. Dan pada hari terjadinya kiamat (malaikat diperintahkan): ‘Masukkanlah golongan Fir’aun ke dalam azab yang pedih’.” (QS. Ghafir: 46)
Ayat ini secara jelas menerangkan, sungguh neraka ditampakkan kepada Fir’aun dan golongannya pada pagi dan sore hari. Hal ini jelas tidak terjadi di dunia, karena memang tidak pernah terjadi; dan tidak pula pada hari kiamat, karena hal itu sudah dijelaskan dalam kalimat setelahnya, yaitu: “Masukkanlah golongan Fir’aun ke dalam azab yang pedih”. Karena itu pastilah “Kepada mereka diperlihatkan neraka pada pagi dan petang” terjadi pada alam kubur. Dalam konteks ini Ahlussunah wal Jama’ah menjadikan ayat tersebut sebagai dalil adanya siksa kubur, sebagaimana penegasan Imam Fakhruddin ar-Razi dalam Mafatih al-Ghaib (XXVII/64):
اِحْتَجَّ أَصْحَابُنَا بِهَذِهِ الْآيَةِ عَلَى إِثْبَاتِ عَذَابِ الْقَبْرِ.
“Para sahabat kami ulama Ahlussunnah wal Jama’ah berhujjah dengan ayat ini untuk menetapkan adanya siksa kubur.”
Baca Juga: Talqin Mayit menurut para Ulama
Adanya nikmat dan siksa kubur juga ditetapkan oleh hadits-hadits shahih, di antaranya adalah:
عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا مَاتَ عُرِضَ عَلَيْهِ مَقْعَدُهُ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ؛ إِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَمِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ، وَإِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَمِنْ أَهْلِ النَّارِ. يُقَالُ هَذَا مَقْعَدُكَ حَتَّى يَبْعَثَكَ اللهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. (متفق عليه)
“Diriwayatkan dari Ibn Umar, sungguh Raulullah Saw bersabda: ‘Sungguh salah seorang dari kalian ketika mati maka diperlihatkan (diberitakan) kepadanya tempat tinggalnya; bila ia termasuk ahli surga maka diperlihatkan kepadanya tempat tinggal ahli surga, dan bila ia termasuk ahli neraka maka diperlihatkan kepadanya tempat tinggal ahli neraka. Dikatakan: ‘Ini tempat tinggalmu sampai Allah bangunkan dirimu (untuk menuju ke sana) pada hari kiamat’.’” (Muttafaq ‘Alaih)
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم مرَّ بِقَبْرَيْنِ، فَقَالَ: إِنَّهُمَا يُعَذَّبَانِ، وَمَا يُعَذَّبَانِ في كَبيرٍ، بَلَى إنَّهُ كَبِيرٌ. أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ، وَأَمَّا الآخَرُ فَكَانَ لاَ يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ. قَالَ: فَدَعَا بِعَسِيبٍ رَطْبٍ فَشَقَّهُ بِاثْنَيْنِ، ثُمَّ غَرَسَ عَلَى هَذَا وَاحِدًا وَعَلَى هَذَا وَاحِدًا. ثُمَّ قَالَ: لَعَلَّهُ أَنْ يُخَفَّفَ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا. (متفق عليه)
“Diriwayatkan dari Ibn Abbas Ra, sungguh Rasulullah Saw melewati dua kuburan, lalu bersabda: ‘Sungguh kedua penghuninya disiksa dan mereka tidak disiksa karena dosa besar (dalam persangkaannya). Salah satunya disiksa karena mengadu domba, sedangkan yang lainnya disiksa karena tidak menjaga dari air kencingnya’.
Baca Juga: Seri Artikel Hujjah
Ibn Abbas Ra berkata: ‘Kemudian beliau meminta pelepah pohon yang masih segar, lalu memotongnya jadi dua. Lalu beliau menacapkan salah satunya pada salah satu kuburan dan menacapkan pelepah lainnya pada kuburan lainnya. Lalu beliau bersabda: ‘Semoga mereka diringankan siksanya selama kedua pelepah itu belum kering’.” (Muttafaq ‘Alaih)
Sumber:
1. Ali Maksum al-Jukjawi, Hujjah Ahlussunnah wal Jama’ah, (tth.: Karamah, tth.), 77-79.
2. Fakhruddin ar-Razi, Mafatih al-Ghaib, XXVII/64.
3. Dll
Ilustrasi: freepik