ومن لم يصن نفسه بوقايتها عن المحرمات و مخل المروآت لم ينفعه علمه لأن العلم للعمل فكما لا ينفع السلاح للمجاهد ما لم يستعمله و الأطعمة النفسية المدخرة للجائع ما لم يأكل منها لا ينفع للعالم ما لم يعمل به
Orang yang tidak menjaga dirinya dari melakukan yang haram dan yang merusak harga diri, ilmunya tidak akan berguna untuknya. Karena fungsi ilmu untuk diamalkan. Sebagaimana senjata tiada guna untuk prajurit yang tidak berperang. Ibarat juga makanan bergizi yang cuma disimpan tiada arti bagi orang yang lapar. Ilmu juga tiada guna tanpa diamalkan.
وقال الماورديُّ: المُرُوءَة مراعاة الأحوال إلى أن تكون على أفضلها، حتَّى لا يظهر منها قبيحٌ عن قصد، ولا يتوجَّه إليها ذمٌّ باستحقاق
Muruah (harga diri) adalah menjaga status diri agar selalu unggul, sehingga tidak dengan sengaja menampakkan cela, dan tidak pula membuatnya layak dihina.
قال خان زاده: المروءة تعاطي المرء ما يستحسن و تجنب ما يسترذل كالحرف الدنية و الملابس الخسيسة و الجلوس في الأسواق او صيانة النفس عن الادناس أو ما يشين عند الناس أو اداب نفسانية تحمل مراعاتها الإنسان على الوقوف عند محاسن الأخلاق و جميل العادات
Muruah adalah upaya seseorang untuk melakukan sesuatu yang dinilai baik dan menjauhi sesuatu yang bernilai buruk seperti profesi yang hina, pakaian yang tidak pantas, dan duduk-duduk di pasar.
Atau bisa juga diartikan sebagai upaya menjaga diri dari sesuatu yang “kotor”, atau sesuatu yang dinilai buruk oleh masyarakat.
Bisa pula diartikan sebagai etika yang dengan menjaganya akan mendorong seseorang untuk selalu menampilkan karakter dan kebiasaan yang baik.
قال السيد شريف المروءة هي قوة للنفس مبدأ لصدور الأفعال الجميلة عنها المستتبعة للمدح شرعا و عقلا و فرعا
Muruah adalah kekuatan mental yang akan memunculkan tindakan-tindakan baik yang terpuji baik oleh syariat dan logika.
ولذا قال {وَلَعَمْرِي إنَّ صِيَانَةَ النَّفْسِ أَصْلُ الْفَضَائِلِ ؛ لِأَنَّ مَنْ أَهْمَلَ صِيَانَةَ نَفْسِهِ ثِقَةً بِمَا مَنَحَهُ الْعِلْمُ مِنْ فَضِيلَتِهِ ، وَتَوَكُّلًا عَلَى مَا يَلْزَمُ النَّاسَ مِنْ صِيَانَتِهِ ، سَلَبوْهُ فَضِيلَةَ عِلْمِهِ وَوَسَمُوهُ بِقَبِيحِ تَبَذُّلِهِ} ضد الصيانة اي جعلوا ذلك القبيح علامة لا تزول كاثر الكي
Untuk itulah Imam Mawardi berkata: “demi umurku, menjaga diri adalah pangkal segala keunggulan. Orang yang tidak menjaga diri karena mengandalkan keunggulan ilmunya dan keharusan orang lain untuk beretika padanya, niscaya orang lain akan tidak mengakui keunggulan ilmunya dan menganggapnya tercela akibat mengabaikan harga diri.” Dalam artian orang lain akan menjadikan cela itu sebagai cap yang tidak akan hilang seperti halnya bekas cap besi panas pada kulit.
فَلَمْ يَفِ مَا أَعْطَاهُ الْعِلْمُ من فضيلته بِمَا سَلَبَهُ التَّبَذُّلُ ؛ لِأَنَّ الْقَبِيحَ أَنَمُّ اي ارفع و اشيع مِنْ الْجَمِيلِ وَالرَّذِيلَةُ أَشْهَرُ مِنْ الْفَضِيلَةِ؛
Keunggulan yang ia dapatkan dari ilmu tidak sepadan dengan cela akibat pengabaiannya akan harga diri. Cela lebih mudah menyebar daripada kebaikan dan keburukan lebih mudah dikenal daripada kebaikan.
لِأَنَّ النَّاسَ لِمَا فِي طَبَائِعِهِمْ مِنْ الْبِغْضَةِ وَالْحَسَدِ وَنِزَاعِ الْمُنَافَسَةِ} و هو الرغبة بطريق المعارضة في الشيء النفيس {تَنْصَرِفُ عُيُونُهُمْ عَنْ الْمَحَاسِنِ} فلا يرونها {إلَى الْمَسَاوِئِ ، فَلَا يُنْصِفُونَ} من الانصاف {مُحْسِنًا} و لا يرحمونه {وَلَا يُحَابُونَ} من المحاباة بمعنى المسامحة و المساهلة يعني و لا يخافون {مُسِيئًا} بل يذكرون مساوي الكل
Karena pada umumnya, karakter manusia adalah pembenci, iri, dan suka berkompetisi (suka membanding-bandingkan). Pandangan mereka berpaling dari kebaikan orang lain (sehingga tidak terlihat) dan menganggapnya kebaikan tersebut sebagai sesuatu yang biasa saja. Manusia juga bersikap tidak fair pada orang yang berbuat baik, dan tidak menghiraukan orang yang berbuat buruk, bahkan menganggap dua jenis orang ini sama saja.
Bersambung.
Wallahu a’lam…
Materi kajian kitab Minhajul Yaqin karya Syaikh Uways Wafa Al-Arzinjani pertemuan keenam. Oleh Ning Dalliya HQ. Alumnus Pondok Pesantren Lirboyo, pengasuh P.P. Fasihuddin, Pasirputih, Sawangan, Depok, di fanspage Aswajamuda Kamis 17 September 2020 M.