Oleh: Ust Abdul Wahhab (Aktifis Aswaja NU Jember)
Rupanya banyak teman di dunia maya yang terlibat perdebatan intens dengan saudara kita seiman yang kebetulan jatuh cinta dengan ajaran HTI. Di antara perdebatannya adalah apakah HTI benar-benar mengafirkan orang lain di luar kelompoknya atau tidak. Berikut ini saya sumbangkan secuil data tentang pernyataan HT yang sepertinya belum diketahui banyak orang.
والأذان والمسجد من شعائر الإسلام، مما يدل على أن كون البلاد يسكنها مسلمون لا يمنع من غزوها وقتالها قتال حرب. وهذا يعني أنها اعتبرت دار حرب، أي دار كفر، لأنها وإن ظهرت فيها شعائر الإسلام غير أنها لا تأمن بسلطان الرسول أي بسلطان الإسلام وأمانه، فاعتبرت دار حرب وغزيت كأي دار حرب لإدخالها في دار الإسلام.
“Azan dan masjid termasuk syiar-syiar islam yang menjadi tanda bahwa negara tersebut didiami oleh kaum muslimin tidak menghalangi untuk diperangi, dan perangnya secara fisik. Ini karena negara-negara itu dianggap negara perang (dar al-harbi), maksudnya negara kufur karena meskipun ada syiar-syiar islam, tetapi negara itu tidak berlindung dengan kekuasaan Rasulullah atau kekuasaan islam dan keamanannya, jadi dianggap sebagai negara perang (dar al-harbi) dan diperangi seperti negara kafir yang diperangi lainnya untuk dimasukkan ke dalam negara Islam”
Hizbut Tahrir, Minhaj Hizb al-Tahrir Fi al-Taghayyur, (Beirut: Dar al-Ummah, 2009 M.), 7.
Bandingkan pernyataan tersebut dengan hadis Rasulullah berikut:
بَعَثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَرِيَّةٍ فَقَالَ: «إِذَا رَأَيْتُمْ مَسْجِدًا أَوْ سَمِعْتُمْ مُؤَذِّنًا فَلَا تَقْتُلُوا أَحَدًا»
Nabi mengutus kami dalam suatu pertempuran kemudian beliau bersabda: “Kalau kalian melihat masjid atau mendengar azan, maka janganlah kalian memerangi seorang pun”. (HR. Abu Dawuh, Ahmad & Tirmidzi)
Anda nilai sendiri saja, tak perlu saya terangkan. Semoga bermanfaat.
Ust Abdul Wahab Ahmad, SHI., MHI
Wakil Katib PCNU Kab. Jember, Dosen Fakultas Syariah IAIN Jember.