Home Download Mencari Kebaikan dan Kemakmuran Bersama ( Buletin )

Mencari Kebaikan dan Kemakmuran Bersama ( Buletin )

0
al mubtadiin

MENCARI KEBAIKAN DAN KEMAKMURAN BERSAMA

Buletin AL MUBTADIIN HIMASAL DEPOK
Edisi ke 1/VI/2017

Meningkatkan  kualitas  dan  kuantitas  amal ibadah yang  bersifat  ritual  seperti kekhusyuan  shalat,  maupun  yang  bersifat sosial  seperti  memperbanyak  sedekah,  saling mengingatkan kebaikan, dan  lain  sebagainya. Tentunya  agar  kita  dapat  meraih  derajat sebagai  manusia  yang  beruntung  di  sisi  Allah, yakni  manusia  yang  bertakwa  sesuai  kadar kemampuannya.

Bertakwalah menurut kesanggupanmu dan dengarlah, serta taatlah, dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk kalian. Dan barang siapa dipelihara dari kekikiran dirinya maka mereka itulah orang-orang yang beruntung” (QS. At-Taghabun: 16)

Untuk mewujudkan kebaikan dan keberuntungan itu, menurut Al-Imam Al-Mawardi ada dua prasyarat yang harus dipenuhi. Pertama, keteraturan urusan publik yang menjamin terpenuhinya hak-hak setiap pihak, tercapainya tujuan bersama, dan tentunya mendapat ridla dari Allah SWT. Syarat kedua adalah baiknya kondisi individu masyarakat. Sehingga setiap orang diharapkan dapat berperan dalam mewujudkan kebaikan dan keberuntungan dimaksud.
Lebih ringkasnya, al-imam Al-Mawardi ingin mengatakan bahwa kebahagiaan dan kebaikan (Sa’adah wa shalah) tidak hanya
menjadi tanggung jawab individu, melainkan juga menjadi tanggung jawab bersama. Setiap mukmin berperan penting dalam menjaga dan mewujudkan kebaikan dan keberuntungan mukmin yang lain. Nabi agung Muhammad SAW. Bersabda :
Perumpamaan masyarakat mukmin dalam hal kasih sayang di antara sesama mereka adalah ibarat satu tubuh. Jika salah satunya merasakan sakit, maka yang lain ikut merasakan panas dan tidak bisa tidur

Sungguh perkataan nabi ini adalah perumpamaan yang sangat sempurna untuk menggambarkan bagaimana seharusnya relasi (hubungan) antara satu individu muslim dengan muslim lainnya. Hubungan yang sangat erat, seerat hubungan satu anggota tubuh dengan anggota tubuh yang lain. Jika satu muslim dapat merasakan kenikmatan, kebaikan, dan berbagai macam keberuntungan, maka ia tidak melupakan, acuh tak acuh, dan antipati terhadap nasib saudaranya yang lain yang kurang beruntung. Perkataan Nabi SAW tadi telah memberikan petunjuk kepada kita, bahwa kebaikan dalam intern umat dan bangsa sangat terkait dengan persatuan di antara umat itu sendiri.

Selengkapnya.. 

DOWNLOAD BULETIN AL MUBTADIIN