Home Berita Khazanah Aswaja: Bekal Keislaman Dosen UNISKA

Khazanah Aswaja: Bekal Keislaman Dosen UNISKA

0

aswajamuda.com (020317) Kediri – Dalam Kajian Aswaja pada Selasa (28/02) di Universitas Islam Kadiri, Pembantu  Rektor III, Drs. Mustain, M.Pd. dalam sambutannya mewakili rektor menyatakan, para mahasiswa butuh buku pintar Aswaja.

“Buku Khazanah Aswaja akan disederhanakan agar lebih mudah dipelajari. Ya, semacam buku pintar Aswaja. Para dosen agama Islam di kampus ini harus mengajarkan Aswaja an-Nahdliyyah. Karena memang kampus ini landasannya dan bunyi statuta-nya itu Aswaja an-Nahdliyyah.  Karena itu pula kajian keaswajaan ini penting diikuti para dosen agar ketika menyampaikan kepada mahasiswa juga dengan cara Aswaja Nahdliyyah”, ungkapnya. Ditambahkan pula, terkait kepentingan kampus akan membuat buku ajar aswaja bagi mahasiswa, maka kajian awal ini akan ditindaklanjuti. “Kami harap, nanti tim penulis buku Khazanah Aswaja dari Aswaja Center dapat kita undang kembali”, pungkasnya.

Khazanah Aswaja dikaji di UNISKA Kediri (280217)

Selepas sambutan itu,  Wakil Rektor menyilahkan Ustad Yusuf Suharto M.Pd.I, pembicara tunggal dari tim penulis buku Khazanah Aswaja untuk presentasi.

Ketua Aswaja NU Center Jombang ini dalam paparan awalnya  menyampaikan  pengertian Aswaja dan kelompoknya dengan mengutip As-Safarini yang menyatakan, kelompok Aswaja ada tiga: al-Atsariyah (para pengikut Imam Ahmad ibn Hanbal), Al-Asya’irah dan Al-Maturidiyyah.

Baca: Dawuh Para Kiai tentang Khazanah Aswaja
Baca: Khazanah Aswaja, Matakuliah Keaswajaan di Kampus-kampus NU
Baca: Bedah Khazanah Aswaja, Nahdliyyin Best Selling Book’s, di UNUSA Surabaya

Al-Atsariyah yang benar itu adalah yang konsisten dengan ajaran Imam Ahmad ibn Hanbal, yaitu pada ghalibnya memakai metode tafwidh (menyerahkan makna ayat mutasyabihat kepada Allah) sembari mensucikan Allah dari keserupaan dengan makhluk. Jika ada yang mengaku al-atsariyah tapi melakukan tasybih atau tajsim, atau juga mudah mengkafirkan maka sesungguhnya itu bukan al-atsariyah, yang berarti bukan Ahlussunnah wal Jama’ah”, jelasnya.

Dalam Kajian Aswaja di UNISKA Kediri, Kepala Lembaga Pendidikan Karakter dan agama, Dr. H. Imam Baehaki mengatakan, “Inilah buku yang kami tunggu itu.”  Lebih lanjut Ia menanyakan, “Kalau sudah diberi pengantar Rais ‘Aam, kenapa tidak sekalian penulisnya adalah Aswaja NU Center PBNU?”

Melalui chatt WhatsApp, Penggagas Kajian Aswaja, Kepala Bidang Agama Islam Uniska, Dr. H. Shalahuddin Fathurrahman menyatakan, “Kajian ini sebagai bekal bagi para dosen agama Islam di Uniska agar menyelaraskan diri dalam Aswaja an-Nahdliyyah.” (YS/Kediri)