Home Kebangsaan Dalil Sila Kedua dalam Pancasila

Dalil Sila Kedua dalam Pancasila

0
pancasila sudah final

Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban antara sesama manusia, saling mencintai sesama manusia, mengembangkan sikap tenggang rasa, tidak semena-mena, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, berani membela kebenaran dan keadilan, saling menghormati, dan bekerja sama dengan bangsa lain. Itu semua adalah butir pengamalan sila kedua berdasarkan ketetapan MPR No.II/MPR/1978.

Karena pada dasarnya manusia memiliki derajat yang sama. Hanya takwalah yang membedakan kedudukan manusia di hadapan Allah Swt.

Dasar persamaan derajat sesama manusia dalam hak hidup sebuah negara dimaknai sebagai hak asasi, dapat diartikan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama dalam hukum, pelayanan, dan pemerataan kesejahteraan. Siapa pun ia, ketika melanggar undang-undang yang berlaku, ia diberi sanksi.

Dalam pandangan islam, kedudukan seseorang di sisi Allah ditinjau dari tingkat takwanya. Orang yang tingkat takwanya tinggi pasti akan bertingkah laku sesuai dengan yang diperintahkan Allah Swt, ia akan berlaku adil, yang akhirnya dapat mewujudkan masyarakat yang madani. Secara substansial nilai luhur ini terkandung pada ayat ini : 

يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ – الحجرات: 13 

Artinya : ‘Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti’. (Al-Hujurat : 13 ) 

Syekh Mutawalli Sya’rowi menjelaskan tentang ayat ini, bahwa ke-bhineka-an adalah sebuah keniscayan yang diciptakan Allah Swt guna menggerakkan rotasi kehidupan.

والحق – تبارك وتعالى – يقول : { ياأيها الناس إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وأنثى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوباً وَقَبَآئِلَ لتعارفوا . . . } [ الحجرات : 13 ] . فالتميُّز والتعارف أمر ضروري لاستقامة حركة الحياة ، 

Artinya : “ Allah Swt berfirman : ‘ Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.’ Perbedaan dan saling mengenal adalah sebuah keniscayaan, agar rotasi kehidupan terus berjalan.” (Syekh Mutawalli Sya’rowi, Tafsir Sya’rowi, [Maktabah Syamilah] juz  18, hal. 11367) 

Syekh Wahbah Az-Zuhailiy mengungkapkan lebih jelas salah satu substansi yang tercakup dalam ayat tersebut adalah persamaan derajat, interaksi sosial, dan amal salih. Beliau menguraikan di dalam kitabnya, Tafsir Al-Munir, sebagai berikut :

ذكرت الآية الثالثة ثلاثة أشياء: المساواة، وتعارف المجتمع الإنساني، وحصر التفاضل بالتقوى والعمل الصالح.أما المساواة: فالناس سواسية كأسنان المشط في الأصل والمنشأ الإنساني، فهم من أب وأم واحدة، وفي الحقوق والواجبات التشريعية، وهذه أصول الديمقراطية الحقة. 

Artinya : ‘Ayat ketiga menyebutkan tiga hal: persamaan/kesetaraan, interaksi sosial, dan pengkhususan keutamaan berdasarkan taqwa dan amal sholih. Adapun persamaan, manusia sama, ibarat barisan gigi sisir rambut, sama dalam hal asal penciptaannya sebagai manusia, mereka diciptakan dari ayah dan ibu yang sama, sama dalam hak dan kewajiban syariat, ini adalah asas demokrasi yang sebenarnya.’ (Syekh Wahbah Az-Zuhailiy, Tafsir Munir, [Maktabah Syamilah] juz 26, hal. 265) 

Keberagaman adalah keniscayaan. Tujuannya agar saling mengenal, berbagi, saling tenggang rasa dan seterusnya. Secara bersama mempunyai cita-cita yang luhur yaitu membangun kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Wallahu A’lam

___

*Penulis: Amin Ma’ruf, PP Al-Iman Bulus Purworejo; Mahasiswa Tafsir Pascasarjana UNSIQ Wonosobo.