Oleh: Ahmad Mujib Zain (Kota Batam)
Tawasul Menurut al Quran
Tawasul menurut al Quran itu dibolehkan. Allah telah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ. (المائدة: ٣٥)
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan atau wasilah yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.” (QS. al Maidah: 35)
Dalam ayat tersebut Allah memberikan beberapa perintah kepada kita semua. Pertama, perintah untuk iman kapada-Nya. Kedua, perintah untuk mencari jalan agar bisa dekat dengan-Nya. Terakhir yang ketiga, perintah agar mau melakukan jihad di jalan-Nya.
Ayat ini juga ditutup dengan janji Allah bahwa kita semua akan menjadi orang yang beruntung bila mau menjalankan perintah perintah-Nya.
Dalam kesempatan ini kita akan membahas perintah Allah yang kedua, yaitu:
وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ
“Dan carilah jalan atau wasilah yang mendekatkan diri kepada-Nya.”
Tafsir Para Ulama
Menurut para ulama, contohnya seperti Imam Ibn Katsir dalam kitab ”Tafsir al Qur’an al Azhim (II/52) dan Imam Fakhrudin ar Razi dalam at Tafsir al Kabir (Jilid VI, 11/173), arti wasiilah dalam ayat tersebut adalah:
هي التي يتوصل بها إلى تحصيل المقصود.
“Suatu perkara atau media yang dengannya orang bisa mendapatkan apa yang dituju.”
Adapun orang yang menggunakan suatu media atau wasilah agar dekat kepada Allah, maka disebut mutawassil (orang yang bertawasul).
Menyikapi ayat ini, Sayyid Muhammad bin Alawi bin Abbas al Maliki al Makki, atau yang lebih di kenal dengan nama Sayyid Muhammad dalam kitabnya Mafahim Yajib ‘an Tushahah (126) menegaskan, bahwa wasilah dalam ayat tersebut bersifat ‘aam atau umum, meliputi tawasul baik dengan dzat,amal kebaikan, dan selainnya, sebagaimana diterangkan:
ولفظ الوسيلة عام في الأية كما ترى فهو شامل للتوسل بالذوات الفاضلة من الأنبياء والصالحين في الحياة وبعد الممات وبالأعمال الصالحة.
“Lafal wasilah dalam ayat tersebut bersifat ‘aam sebagaimna kalian lihat, dan itu mencakup tawasul dengan Dzat-dzat yang mulia, seperti tawasul dengan para Nabi dan orang-orang shaleh baik saat mereka hidup ataupun sudah wafat, dan (juga mencakup tawasul) dengan amal-amal shaleh.”
Hakikat Tawasul
Dengan demikian, hakikat dari perintah tawasul ini mencakup banyak hal, seperti mencintai Nabi, mencintai para wali, bersilaturrahmi, banyak berdoa, ziarah dan selainnya yang kesemuanya dapat menjadi media agar seseorang bisa dekat kepada Allah.
Ziarah Kubur Syirik?
Melalui pemahaman ini kita mengetahui kesalahan satu golongan yang dengan gencar menyatakan bahwa orang yang sedang ziarah kubur atau berdoa di dekat kuburan dianggap menyembah dan meminta pada kuburan. Karena sebenarnya praktek tersebut dibenarkan dalam syariat bahkan bagian dari perintah Allah.
Hakikat dari ziarah kubur sebenarnya hanyalah wasilah agar bisa dekat kepada Allah. Sama seperti orang yang shalat, shalat pada dasarnya hanyalah wasilah agar bisa dekat terhadap Allah.
Kesalahan inilah yang di tegaskan oleh Syaikh Ahmad bin Muhammad as Shawi, dalam tafsir as Shawi (I/372-373):
مِنَ الضَّلَالِ اْلمُبيْن وَالْخُسْرَانِ الظَّاهِرِ يَكْفِيْرُ الْمُسْلِمِيْنَ بِزِيَارَةِ أَوْلِيَاءِ اللهِ زَاعِمِيْنَ اَنَّ زِيَارَتَهُمْ مِنْ عِبَادَةِ غَيْرِ اللهِ كَلَّا بَلْ هِيَ مِنْ جُمْلَةِ الْمَحْبَةِ فِى اللهِ الَّتِى قَالَ فِيْهَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اَلَا لَا اِيْمَانَ لِمَنْ لَا مَحَبَّةَ لَهُ، وَالْوَسِيْلَةِ لَهُ الَّتِى قَالَ اللهُ فِيْهَا: وَابْتَغُواْ اِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ:.اھ
“Maka suatu kesesatan nyata dan kerusakan yang jelas juga bila mengafirkan orang-orang yang berziarah ke makam-makam wali Allah dengan menganggap ziarah adalah perbuatan syirik. Padahal ziarah merupakan sebagian bentuk mahabbah kepada Allah, seperti yang Rasulullah Saw sabdakan: “Tiada iman bagi orang yang tidak mempunyai kecintaan kepada Allah dan wasilah padanya seperti yang Allah firmankan: “Carilah perantara untuk menuju Allah.”
Kesimpulan
Dari ulasan di atas dapat diambil kesimpulan:
1. Sebenarnya tawasul adalah bagian dari perintah Allah.
2. Tawasul juga memiliki cakupan itu amat luas.
3. Tawasul adalah salah satu cara agar dekat kepada Allah.
Sumber:
1. Al Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI,2002.
2. Fakhhrudin ar Razi, Tafsir al Kabir (Bairut: Darul Kutub ilmiyah, 2009) Jilid VI, 11/173.
3. Ibn Katsir, Tafsir al Qur’an al Azhim (Bairut, Darul Kutub Ilmiyah, 2012), II/52.
4. Ahmad bin Muhammad as Shawi, Hasiah as Shawi (Bairut, Darul Fikr, 2004), I/372-373.
5. Muhammad bin Alawi al Maliki al Hasani, Mafahim Yajib ‘an Tushahah (Malang: As Shafwah, tth.), 126.
Ilustrasi: satujam