Asal penyembahan berhala sangat penting untuk diketahui terlebih dahulu. Terutama sebelum masuk lebih dalam ke pembahasan biografi Nabi beserta fiqh dan nasehat di dalamnya. Karena tema ini memuat fakta yang oleh musuh-musuh agama ini selalu ingin diubah. Mereka juga ingin memelintirnya menjadi seperti khayalan mereka dan jauh dari fakta sebenarnya.
Ringkasnya, Islam hanyalah kelanjutan dari agama hanif (lurus) dan toleran yang diajarkan oleh ayah para Nabi—Nabi Ibrahim a.s. Banyak sekali ayat Al-Qur’an yang menjelaskan hal ini. Salah satunya
وَجَٰهِدُوا۟ فِى ٱللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِۦ ۚ هُوَ ٱجْتَبَىٰكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِى ٱلدِّينِ مِنْ حَرَجٍ ۚ مِّلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَٰهِيمَ ۚ هُوَ سَمَّىٰكُمُ ٱلْمُسْلِمِينَ مِن قَبْلُ وَفِى هَٰذَا لِيَكُونَ ٱلرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا۟ شُهَدَآءَ عَلَى ٱلنَّاسِ ۚ فَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱعْتَصِمُوا۟ بِٱللَّهِ هُوَ مَوْلَىٰكُمْ ۖ فَنِعْمَ ٱلْمَوْلَىٰ وَنِعْمَ ٱلنَّصِيرُ
“Dan berjihadlah (berjuanglah) kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu, dan Dia tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama. (Ikutilah) agama nenek moyangmu, Ibrahim. Dia (Allah) telah menamakan kamu orang-orang muslim sejak dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al-Qur’an) ini, agar Rasul (Muhammad) itu menjadi saksi atas dirimu dan agar kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia. Maka laksanakanlah salat; tunaikanlah zakat, dan berpegangteguhlah kepada Allah. Dialah Pelindungmu; Dia sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.” (QS. Al-Hajj: 78)
Lalu ayat berikut
قُلْ صَدَقَ ٱللَّهُ ۗ فَٱتَّبِعُوا۟ مِلَّةَ إِبْرَٰهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ
“Katakanlah (Muhammad), “Benarlah (segala yang difirmankan) Allah.” Maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan dia tidaklah termasuk orang musyrik.” (QS. Ali Imran: 95)
Orang Arab Adalah Keturunan Ismail
Seperti kita tahu, orang Arab adalah keturunan Ismail. Jadi mereka secara turun temurun mewarisi agama dan prosedur yang diajarkan oleh leluhur mereka, Nabi Ibrahim a.s. Warisan itu berupa mengesakan Allah, menyembah-Nya, tunduk pada batasan aturan, dan menghormati tempat-tempat sakral. Penghormatan tempat-tempat sakral itu dilakukan dengan memuliakan dan menyucikan Baitullah al-haram. Juga menghormati tempat-tempat sakral di sekitarnya. Selain itu, penghormatan dilakukan dengan membela dan menjaganya, serta melayani umat yang beribadah di dalamnya.
Asal penyembahan berhala bermula setelah berabad lamanya. Mereka mulai mencampur kebenaran ajaran Nabi Ibrahim a.s. yang diwarisi turun temurun dengan penyusupan ajaran-ajaran palsu. Kondisi mereka ketika tertutup kebodohan, eranya sudah jauh dari Nabi. Ditambah lagi, ajaran ini disusupi oleh penipu, dan ideologi syirik masuk pada keagamaan mereka. Mereka menyembah berhala dan melakukan kebiasaan dan karakter buruk.
Dengan begitu, mereka makin menjauh dari ajaran tauhid dan trek lurus Ibrahim a.s. Kebodohan akan Tuhan merajalela di antara mereka dalam waktu yang lama. Kemudian kejahiliyahan ini tersingkap dari mereka dengan diutusnya Nabi Muhammad saw.
Orang Arab Pertama Penyembah Berhala
Orang pertama yang menyusupkan kesyirikan dan mendorong orang Arab untuk menyembah berhala adalah Amr bin Luhay bin Qum’ah, leluhur suku Khuza’ah. Dialah penyebab asal penyembahan berhala di jazirah Arab.
Ibnu Ishaq (sejarawan, w. 151 H.) menceritakan sebuah riwayat dari Muhammad bin Ibrahim bin Harits At-Taimi (w. 120 H). Bahwa Abu Shalih As-Saman (w. 101 H) menceritakan pada Muhammad bin Ibrahim bahwa beliau mendengar Abu Hurairah r.a. berkata:
“Aku mendengar Rasulullah saw. berkata pada Aktsam bin Jun Al-Khuza’i (anggota suku Khuza’ah), ‘Hai Aktsam, sungguh aku melihat Amr bin Luhay bin Qum’ah bin Khindif menarik isi perutnya di neraka. Dan dia adalah orang yang rupa fisiknya paling mirip denganmu.’ ‘Apakah kemiripan ini memberiku dampak buruk, wahai Rasul?’ ‘Tidak. Kamu mukmin sedang dia kafir. Dialah orang pertama yang mengubah agama Ismail, mengadakan pemujaan berhala, dan membuat tradisi unta Bahirah¹, Saibah², Wasilah³, dan Hami⁴.’”
Baca Juga: Sirah Nabawiyah [18]: Agama Semua Nabi adalah Islam, Bukan yang Lain
Ibnu Hisyam (w. 218 H.) menjelaskan teknis Amr bin Luhay menyusupkan penyembahan berhala pada orang Arab.
Suatu ketika, Amr bin Luhay melakukan perjalanan ke Syam untuk suatu urusan. Sesampainya di daerah Ma’ab yang termasuk teritori Balqa (sekarang wilayah Yordania), ia bertemu suku Amaliq. Suku ini merupakan keturunan Amlaq/Amliq bin Lawudz bin Sam bin Nuh. Mereka sedang melakukan ritual pemujaan pada berhala.
Amr Mulai Tertarik Menyembah Berhala
Amr bertanya kepada mereka, “Berhala apa yang kulihat tadi kalian sembah?”. “Ini ada berhala yang kami sembah. Jika kami minta hujan, ia akan segera menurunkan hujan. Jika kami meminta pertolongan, ia akan menolong kami.”
Amr tertegun. Ia tertarik dengan jawaban mereka. “Berikan satu berhala padaku untuk kubawa pada orang Arab, biar mereka menyembahnya.”
Kunjungi kajian dakwah islam kami di laman facebook aswajamuda.com
Kemudian Amaliq memberikan berhala bernama Hubal. Sesampainya di Makkah, Amr memasang berhala itu dan menyuruh orang-orang untuk menyembah dan memuliakannya.
Kampanye paganisme (penyembahan berhala) yang dilakukan oleh Amr bin Luhay kemudian menyebar ke seantero Jazirah Arabia. Dengan begitu, mereka tercerabut dari akidah tauhid leluhurnya dan menggantinya dengan keyakinan baru. Sehingga mereka melakukan kesesatan, keyakinan, dan perilaku buruk seperti yang dilakukan oleh umat-umat lain.
Allahu a’lam.
Referensi: Muhammad Said Ramadhan al-Buthi, Fiqh al-Sirah al-Nabawiyah, (Mesir: Dar al-Salam, 2021), Hal. 56-57.