Menelusuri Sejarah Ahlussunnah Wal Jamaah (Bagian 1)

1
90
sejarah ahlussunnah wal jamaah

Oleh: Ahmad Muntaha AM [1]

Kondisi Umat Islam Pasca Wafatnya Rasulullah SAW [2]

Pada masa Rasulullah Saw, umat Islam berada dalam persatuan, kebersamaan, dan kekompakan di bawah kepemimpinannya. Setiap permasalahan yang muncul, selalu dapat diselesaikan dengan bimbingannya selaku penerima wahyu dari Allah Swt. Tidak ada perselisihan di antara umat Islam. Bahkan orang-orang munafik yang hidup di tengah-tengah mereka pun tidak mampu menampakkan penentangannya.

Perselisihan mulai muncul pasca wafatnya Rasulullah Saw. Belum sempat jenazah beliau dimakamkan, muncul perselisihan tentang kewafatannya. Apakah Rasulullah Saw benar-benar telah wafat, atau dinaikkan ke langit sebagaimana Nabi Isa As. Hal demikian terjadi mengingat begitu berartinya sosok Rasulullah Saw bagi mereka, sehingga secara psikologis sebagian shahabat sulit menerima kewafatannya. Namun begitu, perselisihan yang tercatat sebagai perselisihan pertama di kalangan umat Islam ini mampu diredam berkat pidato Abu Bakar Ra:

إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ [الزمر: 30] … مَنْ كَانَ يَعْبُدُ مُحَمَّدًا فَإِنَّ مُحَمَّدًا قَدْ مَاتَ، وَمَنْ كَانَ يَعْبُدُ رَبَّ مُحَمَّدٍ فَإِنَّهُ حَيٌّ لَا يَمُوتُ.

“Sungguh Engkau Muhammad akan mati, dan mereka kafir Makkah juga akan mati [az-Zumar: 30] … Siapa menyembah Muhammad, sungguh ia telah mati, dan siapa menyembah Tuhan Muhammad, sungguh Ia Maha Hidup dan tidak akan mati.”

Kemudian muncul permasalahan baru, dimana seharusnya jenazah Rasulullah Saw dimakamkan? Sebagian sahabat menyatakan, seharusnya beliau dimakamkan di Makkah, karena merupakan tempat kelahiran, kiblat, syiar haji, tempat turunnya wahyu pertama kali, dan makam kakek beliau Nabi Isma’il As; sebagian yang lain mengatakan, seharusnya dimakamkan di Bait al-Maqdis, sebab merupakan makam dan petilasan para Nabi; sementara penduduk Madinah menghendaki beliau dimakamkan di Madinah, sebab merupakan tempat hijrahnya dan kota para penolongnya. Perselisihan ke dua ini pun dapat terselesaikan berkat Abu Bakar Ra yang menyitir hadits:

اَلْأَنْبِيَاءُ يُدْفَنُونَ حَيْثُ يُقْبَضُونَ.[3]

“Para nabi dimakamkan di mana mereka meninggal.”

Perselisihan ke tiga muncul terkait kepemimpinan pasca Rasulullah Saw, dimana kaum Anshar mengatakan: “Kami punya pemimpin sendiri, kalian pun juga.” Perselisihan ini berlangsung lebih sengit dari kedua perselisihan sebelumnya. Lagi-lagi Abu Bakar Ra tampil sebagai tokoh yang diterima semua kalangan dan mampu meredamnya. Bahkan beliau pula yang akhirnya disepakati sebagai pemimpin umat Islam pasca Rasulullah Saw.

Sebenarnya perbedaan tidak dilarang agama, selama bukan dalam ranah ushul ad-din atau akidah. Perbedaan yang terjadi di kalangan para sahabat pun hanya terjadi dalam masalah furu’ ad-din, seperti permasalahan waris dan halal haram lainnya yang tidak berkonsekuensi memfasikkan dan mengafirkan orang lain. Demikian kondisi masa Abu Bakar, Umar, dan paruh pertama Masa Utsman y. Kemudian setelah itu, muncul perbedaan ijtihad politik atas kedudukan Utsman sehingga sebagian orang membelot dari kepemimpinannya.

Lalu disusul prahara politik pada masa kepemimpinan Ali Ra, perang Jamal dan perang Shiffin, serta peristiwa tahkim (arbitrase), sehingga memunculkan sekte khawarij sebagai kelompok yang keluar dari kepemimpinan Ali Ra, dan sekte Syi’ah sebagai kelompok yang membela Ali Ra secara mati-matian, bahkan membabi-buta. Bahkan dari kelompok terakhir ini muncul sekte Saba’iyah yang meyakini bahwa Ali Ra tidak hanya sebagai pewaris kepemimpinan Rasulullah Saw satu-satunya, bahkan meyakininya sebagai Tuhan, sehingga dihukum mati oleh Ali Ra sendiri. Dalam fase ini tidak hanya perbedaan furu’iyah yang terjadi, perbedaan masalah prinsip-prinsip akidah mulai memuka.

Di akhir masa sahabat, muncul sekte Qadariyah yang dipelopori Ma’bad al-Juhani, dilanjutkan Ghailan ad-Dimasyqi, dan Ja’d bin Dirham, yang menafikan qadar Allah dan menyakini bahwa manusia berkuasa penuh atas perbuatannya tanpa ‘campur tangan’ Allah.[4] Tantangan sekte-sekte ini dihadapi oleh sahabat yang masih hidup di waktu itu, di antaranya adalah Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Abi Aufa, Jabir, Anas, Abu Hurairah, dan Uqbah bin Amir al-Juhani. Mereka pun memperingatkan generasi penerusnya untuk menghindari sekte-sekte ini. Di masa tabiin, muncul sekte Muktazilah sebagai kelanjutan sekte Qadariyah dengan berbagai doktrinnya, yang ditentang oleh al-Hasan al-Bashri, sebagai tabiin senior, dan tabi’in lainnya.

Sejarah Ahlussunnah wal Jamaah Pewaris Ajaran Rasulullah SAW

Pertanyaannya, kapan Ahlussunnah wal Jama’ah muncul di tengah umat Islam? Istilah Ahlussunnah wal Jama’ah dikemukakan oleh generasi junior sahabat Nabi Muhammad Saw (shighar ash-Shahabah), yaitu Ibn Abbas (3 SH-68 H/619-687 M) dan Abu Sa’id al-Khudri (10-74 H/613-693 M)–radhiyallahu ‘anhuma–saat menafsirkan orang-orang yang putih bersih wajahnya di hari kiamat. As-Suyuthi mengutip penafsiran mereka sebagaimana berikut:

وَأَخْرَجَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ وَاللَّالِكَائِيُّ فِي السُّنَّةِ وَأَبُو نَصْرٍ فِي الْإِبَانَةِ وَالْخَطِيبُ فِي تَارِيخِهِ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ فِي هَذِهِ الْآيَةِ [آلِ عِمْرَانَ: 106]  قَالَ: تَبْيَضُّ وُجُوهُ أَهْلِ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ وَتَسْوَدُّ وُجُوهُ أَهْلِ الْبِدَعِ وَالضَّلَالَةِ … وَأَخَرْجَ أَبُو نَصْرِ نِالسَّجْزِيِّ فِي الْإِبَانَةِ عَنِ أَبِي سَعِيدِ نِالْخُدْرِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللهِ Saw قَرَأَ يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهُ [آلِ عِمْرَانَ: 106] قَالَ: تَبْيَضُّ وُجُوهُ أَهْلُ الْجَمَاعَاتِ وَالسُّنَّةِ وَتَسْوَدُّ وُجُوهُ أَهْلِ الْبِدَعِ وَالْأَهْوَاءِ. [5]

“Dan Ibn Hatim, al-Lalikai dalam as-Sunnah, Abu Nashr dalam al-Ibanah, dan al-Khatib dalam tarikhnya, mentakhrij atsar dari Ibn Abbas dalam ayat ini [Ali ‘Imran: 106], beliau berkata: “Putih berseri wajah-wajah Ahlussunnah wal Jama’ah, dan hitam kelam wajah-wajah ahli bid’ah dan kesesatan.” … Dan Abu Nashr as-Sajzi dalam al-Ibanah, mentakhrij atsar dari Abu Sa’id al-Khudri, bahwa Rasulullah Saw pernah membaca ayat

يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهُ [Ali ‘Imran: 106]

, Abu Sa’id al-Khudri berkata: “Putih berseri wajah-wajah Ahl al-Jama’at wa as-Sunnah, dan hitam kelam wajah-wajah ahli bid’ah dan hawa nafsu.”

Pada masa tabi’in dan sesudahnya, Ahlussunnah wal Jama’ah semakin populer dan diperbincangkan oleh ulama terkemuka, seperti Umar bin Abdul Aziz (61-101 H/681-720 M), al-Hasan al-Bashri (21-110 H/642-729 M), Ibn Sirrin (33-110 H/654-729 M), Sufyan ats-Tsari (97-161 H/715-778 M), Imam Malik bin Anas (93-179 H/712-795 M) dan selainnya.[6] Saat ditanya tentang siapa sebenarnya Ahlussunnah, Imam Malik Ra menjawab:

أَهْلُ السُّنَّةِ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ لَقَبٌ يُعْرَفُونَ بِهِ لَاجَهْمِيٌّ وَلَا قَدَرِيٌّ وَلَا رَافِضِيٌّ.[7]

Ahlussunnah adalah orang-orang yang tidak memiliki julukan yang dengannya mereka dikenal, bukan jahmi, bukan qadari, dan rafidhi.”

Baca Juga: Ahlussunnah Wal Jama’ah di Indonesia

Sangat wajar bila Imam Malik Ra berkata demikian, sebab ketiga sekte ini, Jahmiyah, Qadariyah dan Rafidhah merupakan representasi dari sekte-sekte Islam yang doktrin-doktrinnya menyimpang.

Dari sini diketahui, kata Ahlussunnah wal Jama’ah sudah muncul pada masa shighar shahabat (shabahat junior) pada abad pertama Hijriyah atau abad ke tujuh Masehi (600-an M), namun belum menjadi istilah bagi kelompok tertentu. Baru pada abad ke dua Hijriyah atau abad ke delapan Masehi (700-an), kata Ahlussunnah wal Jama’ah menjadi istilah bagi umat Islam yang tidak berafiliasi pada sekte apapun dan masih berpegang teguh pada ajaran Islam murni-orisinil, yang diajarkan Rasulullah Saw, dan diwarisi para sahabat dan tabi’in, yang diikuti mayoritas umat Islam, selaras dengan sabda Rasulullah Saw:

اِفْتَرَقَتِ الْيَهُودُ عَلَى إِحْدَى أَوِ اثْنَتَيْنِ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً، وَالنَّصَارَى كَذَلِكَ، وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً، كُلُّهَا فِي النَّارِ إِلَّا وَاحِدَةً. قَالُوا: مَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي. (رواه أبو داود والترمذي والحاكم وابن حبان وصححوه عن أبي هريرة)[8]

“Kaum Yahudi terpecah menjadi 71 atau 72 golongan; begitu pula kaum Nasrani; dan umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, semuanya di neraka kecuali satu golongan. Para sahabat bertanya: “Siapa mereka wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “(Golongan yang memedomani) ajaranku dan sahabatku.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, al-Hakim, dan Ibn Hibban, dan hadits ini mereka shahihkan dari riwayat Abu Hurairah Ra)

Baca Juga: Siapakah Ahlussunnah wal Jamaah Sebenarnya? Kok Semua Ngaku-Ngaku

إِنَّ أُمَّتِي لَنْ تَجْتَمِعَ عَلَى ضَلَالَةٍ. فَإِذَا رَأَيْتُمُ اخْتِلَافًا، فَعَلَيْكُمْ بِالسَّوَادِ الْأَعْظَمِ. (هـ) عن أنس (صح)   [9]

Sungguh umatku tidak akan berkumpul pada kesesatan. Karena itu, bila kalian melihat pertentangan, maka ikutilah kelompok mayoritas umat Islam.” (HR. Ibn Majah dari Anas Ra, shahih).


Daftar Pustaka

  1. Al-‘Ajluni, Isma’il bin Muhammad. Tth. Kasyf al-Khafa wa Muzil al-Ilbas ‘an Ma Isytahar min al-Ahadits ‘ala al-Sinah an-Nas,  ttp.: Maktabah al-‘Ilm al-Hadits.
  2. Al-Isfirayini, Abu al-Muzhaffar.  1403 H/1983 M. At-Tabshir fi ad-Din wa at-Tamyiz baina al-Firqah an-Najiyah ‘an al-Firqah al-Halikin, Bairut: ‘Alam al-Kutub.
  3. Al-Qurthubi, Yusuf bin Abdilbar. Tth. Al-Intiqa’ fi Fadha’il ats-Tsalatsah al-Aimmah, Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah.
  4. Al-Qurthubi, Yusuf bin Abdillah an-Namiri. 1411 H/1991 M. At-Tamhid li Ma fi al-Muwaththa` min al-Man’ani wa al-Asanid, ttp.
  5. Anas, Malik bin. 1425 H/2005 M. Al-Muwaththa`, ttp.: Mu`assasah Zayad bin Sulthan Ali Nahyan.
  6. As-Suyuthi, 1424 H/2003 M. Ad-Dur al-Manntsur fi at-Tafsir bi al-Ma’tsur al-Juz ats-Tsalits, Kairo: al-Muhandisin.
  7. As-Suyuthi. 1391 H/1972 M. Al-Jami ash-Shaghir pada Faidh al-Qadir, Bairut: Dar al-Ma’rifah.
  8. Mazru’ah, Mahmud Muhammad. 1412 H/1991 M. Tarikh al-Firaq al-Islamiyah, Kairo: Dar al-Manar.
  9. Ramli, Muhammad Idrus. 2011. Pengantar Ahlussunnah wal Jama’ah, Surabaya: Khalista.

Legenda

[1] Alumni Lirboyo 2010, Sekretaris PC LBM NU Kota Surabaya, Wakil Sekretaris PW LBM NU Jawa Timur, dan Koordinator Divisi Kiswah (Kajian Islam Ahlussunnah wal Jama’ah) Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur.

Baca Lengenda Lengkap

[2] Abu al-Muzhaffar al-Isfirayini, at-Tabshir fi ad-Din wa at-Tamyiz baina al-Firqah an-Najiyah ‘an al-Firqah al-Halikin (Bairut: ‘Alam al-Kutub, 1403 H/1983 M),19-21.

[3] Imam Malik  meriwayatkan hadits shahih senada dengan redaksi:

مَا دُفِنَ نَبِيٌّ قَطُّ إِلَّا فِي مَكَانِهِ الَّذِي تُوُفِّيَ فِيهِ.

“Seorang Nabi sama sekali tidak dimakamkan kecuali di tempat wafatnya.”

Baca, Malik bin Anas, al-Muwaththa` (ttp.: Mu`assasah Zayad bin Sulthan Ali Nahyan, 1425 H/2005 M), II/791, dan Yusuf bin Abdillah an-Namiri al-Qurthubi, at-Tamhid li Ma fi al-Muwaththa` min al-Man’ani wa al-Asanid (ttp.: _____, 1411 H/1991 M), XXIV/394.

[4] Mahmuh Muhamamd Mazru’ah, Tarikh al-Firaq al-Islamiyah (Kairo: Dar al-Manar, 1412 H/1991 M), 82.

[5] As-Suyuthi, ad-Dur al-Manntsur fi at-Tafsir bi al-Ma’tsur al-Juz ats-Tsalits (Kairo: al-Muhandisin, 1424 H/2003 M), 721-722.

[6] Muhammad Idrus Ramli, Pengantar Ahlussunnah wal Jama’ah (Surabaya: Khalista, 2011), 70.

[7] Yusuf bin Abdilbar al-Qurthubi, al-Intiqa’ fi Fadha’il ats-Tsalatsah al-Aimmah (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, tth.), 35.

[8] Isma’il bin Muhammad al-‘Ajluni, Kasyf al-Khafa wa Muzil al-Ilbas ‘an Ma Isytahar min al-Ahadits ‘ala al-Sinah an-Nas (ttp.: Maktabah al-‘Ilm al-Hadits, tth.), I/177.

[9] As-Suyuthi, al-Jami ash-Shaghir pada Faidh al-Qadir (Bairut: Dar al-Ma’rifah, 1391 H/1972 M), II/431.

ilustrasi: idnations

1 COMMENT

  1. Izinkanlah saya menulis / menebar sejumlah doa, semoga Allaah SWT mengabulkan, antara lain semoga Allaah SWT mempercepat kebangkitan kaum Muslim, memulihkan kejayaan kaum Muslim, melindungi kaum Muslim dari kesesatan – terutama kemurtadan, memberi kaum Muslim tempat yang mulia diakhirat, antara lain bertemu dengan Allaah SWT, Nabi Muhammad Shallaahu’alaihi wa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka was sallam, para keluarganya dan para sahabatnya. Aamiin yaa Allaah yaa rabbal ‘alamiin.

    Lebih dan kurangnya mohon maaf. Semoga Allaah selalu mencurahkan kasih sayang kepada kaum Muslim: yang hidup maupun yang mati, di dunia dan di akhirat. Aamiin yaa Allaah yaa rabbal ‘alamiin.

    Asyhaduu anlaa ilaaha illallaah wa asyhaduu anna muhammadarrasuulullaah

    A’uudzubillaahiminasysyaithaanirrajiim

    Bismillahirrahmaanirrahiim

    Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin,
    Arrahmaanirrahiim
    Maaliki yaumiddiin,
    Iyyaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin,
    Ihdinashirratal mustaqiim,
    Shiratalladzina an’amta alaihim ghairil maghduubi ‘alaihim waladhaaliin

    Aamiin

    Bismillaahirrahmaanirrahiim

    Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin, hamdan yuwaafi ni’amahu, wa yukafi mazidahu, ya rabbana lakal hamdu. Kama yanbaghi lii jalaali wajhika, wa ‘azhiimi sulthaanika.

    Allaahumma shali wa sallim wa baarik ‘alaa Sayyidina wa Maulaana Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummatihi ajma’iin.

    Ya Allaah, limpahkanlah shalawat, salam dan berkat kepada junjungan dan pemimpin kami Muhammad, keluarganya, sahabatnya, umatnya semuanya.

    Allaahumma shalli ‘alaa Sayyidinaa wa Maulaanaa Muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummmatihi ajma’iin. Shalaatan tunjinaa bihaa min jamii’il-ahwaali wal aafaat. Wa taqdhii lanaa bihaa jamii’al-haajaat. Wa tuthahhiruna bihaa min jamii’is-sayyi-aat. Wa tarfa’unaa bihaa ‘indaka a’lad-darajaat. Wa tuballighuna bihaa aqshal-ghaayaati min jamii’ilkhairaati fil hayaati wa ba’dal mamaat.

    Ya Allaah, limpahkanlah shalawat kepada junjungan dan pemimpin kami Muhammad, keluarganya, sahabatnya dan umatnya, shalawat yang dengannya kami selamat dari semua ketakutan dan bencana, dan Engkau sucikan kami dari semua kejahatan, Engkau angkat kami ke derajat yang tinggi di sisiMu, dan Engkau sampaikan semua cita-cita kami berupa kebaikan-kebaikan dalam hidup maupun sesudah mati.

    Allaahumma shalli wa sallim wa baarik ‘alaa nuuril anwaar. Wa sirril asraar. Wa tiryaqil-aghyaar. Wa miftaahil baabil yasaar. Sayyidinaa wa Maulaanaa Muhammadanil-mukhtaari wa aalihil-ath-haari wa ash-haabihil akhyaar. ‘Adada ni’amillaahi wa afdhaalih.

    Ya Allaah, limpahkanlah shalawat, salam dan berkah atas cahaya di antara segala cahaya, rahasia di antara segala rahasia, penetral duka, dan pembuka pintu kemudahan, junjungan dan pemimpin kami Muhammad, manusia pilihan, juga kepada keluarganya yang suci dan sahabatnya yang baik, sebanyak jumlah kenikmatan Allah dan karuniaNya.

    Allaahumma shalli shalatan kaamilah. Wa sallim salaaman taamman ‘alaa Sayyyidina wa Maulaana Muhammadanil-ladzii tanhallu bihil-‘uqad. Wa tanfariju bihil-kuruub. Wa tuqdhaa bihil hawaa-iju wa tunaalu bihir-raghaa-ibu wa husnul-khawaatim. Wa yustasqal-ghamaamu biwajhihil-kariim. Wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummatihi fii kulli lamhatin wa nafasin bi’adadi kulli ma’luumin laka.

    Ya Allaah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan salaam yang sempurna pula, kepada junjungan dan pemimpin kami Muhammad, yang dengan beliau itu Engkau lenyapkan kesusahan, Engkau tunaikan segala kebutuhan, dan diperoleh segala keinginan dan akhir hidup yang baik, serta diberi minum dari awan berkat wajahMu yang mulia. Juga kepada keluarganya, sahabatnya dan umatnya dalam setiap kejapan mata dan tarikan nafas, sebanyak jumlah pengetahuan yang Engkau miliki.

    Allaahumma shalli ‘alaa Sayyidina wa Maulaana Muhammadinil-habiibil-mahbuub. Syaafil ‘ilali wa mufarrijil-kuruub. Wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummmatihi wa baarik wa sallim.

    Ya Allaah, limpahkanlah shalawat, salam dan berkat kepada junjungan dan pemimpin kami Muhammad, kekasih dan yang dikasihi, (dengan izin Allah) penyembuh penyakit dan pelepas kesusahan, serta kepada keluarga, sahabat dan umatnya.

    Allaahumma shalli wa sallim wa baarik ‘alaa Sayyidina wa Maulaanaa Muhammadin fil-awwaliin. Wa shalli wa sallim wa baarik ‘alaa Sayyidina wa Maulaanaa Muhammadin fil-aakhirin. Wa shalli wa sallim wa baarik ‘alaa Sayyidina wa Maulaanaa Muhammadin fin-nabiyyiin. Wa shalli wa sallim wa baarik ‘alaa Sayyidina wa Maulaanaa Muhammadin fil-mursaliin. Wa shalli wa sallim wa baarik ‘alaa Sayyidina wa Maulaanaa Muhammadin fil mala-il a’laa ilaa yaumid-diin. Wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummmatihi ajma’iin.

    Ya Allaah, limpahkanlah shalawat, salam dan berkat kepada junjungan dan pemimpin kami Muhammad di kalangan orang-orang terdahulu. Limpahkanlah shalawat, salam dan berkat kepada junjungan dan pemimpin kami Muhammad di kalangan orang-orang kemudian. Limpahkanlah shalawat, salam dan berkat kepada junjungan dan pemimpin kami Muhammad di kalangan para nabi. Limpahkanlah shalawat, salam dan berkat kepada junjungan dan pemimpin kami Muhammad di kalangan para rasul. Limpahkanlah shalawat, salam dan berkat kepada junjungan dan pemimpin kami Muhammad di kalangan para arwah hingga hari kemudian, serta kepada keluarga, sahabat dan umatnya.

    Allaahumma shali wa sallim wa baarik ‘alaa Sayyidina wa Maulaana Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummatihi ‘adada in’aamillaahi wa ifdhaalih.

    Ya Allaah, limpahkanlah shalawat, salam dan berkat kepada junjungan dan pemimpin kami Muhammad, keluarganya, sahabatnya, umatnya sebanyak jumlah nikmat Allah dan karuniaNya.

    Allaahumma innaa nas’aluka salaamatan fiddiini waddun-yaa wal akhirati wa ’aafiyatan fil jasadi wa ziyaadatan fil ‘ilmi wabarakatan firrizqi wa taubatan qablal mauti, wa rahmatan ‘indal mauti, wa maghfiratan ba’dal maut. Allahuma hawwin ‘alainaa fii sakaraatil mauti, wannajaata minannaari wal ‘afwa ‘indal hisaab.

    Ya Allaah, sesungguhnya kami memohon pada-Mu keselamatan dalam agama, dunia, akhirat, kesejahteraan/kesehatan jasmani, bertambah ilmu pengetahuan, rezeki yang berkat, diterima taubat sebelum mati, dapat rahmat ketika mati dan dapat ampunan setelah mati. Ya Allah, mudahkanlah kami pada waktu sekarat dan selamatkanlah kami dari api neraka serta kami mohon kemaafan ketika dihisab.

    Allaahumma inna nas aluka husnul khaatimah wa na’uudzubika min suu ul khaatimah.
    Ya Allaah, sesungguhnya kami memohon pada-Mu akhir yang baik dan berlindung dari akhir yang buruk.

    Allaahuma inna nas’aluka ridhaka waljannata wana’uudzubika min shakhkhatika wannaar.

    Ya Allaah, sesungguhnya kami mohon keridhaan-Mu dan sorga, kami berlindung kepada-Mu dari kemurkaan-Mu dan siksa neraka.

    Allaahummadfa’ ‘annal balaa-a walwabaa-a walfahsyaa-a wasy-syadaa-ida walmihana maa zhahara minhaa wamaa bathana min baladinaa haadzaa khaash-shataw wamin buldaanil muslimuuna ‘aammah.

    Yaa Allaah, jauhkanlah bencana, wabah, kekejian, kekerasan dan cobaan – yang terlihat maupun tersamar – dari negeri kami khususnya dan dari dunia Muslim umumnya.

    Allaahumma ahlkil kafarata walmubtadi-‘ata walmusyrikuun, a’daa-aka a’daa-ad diin.

    Yaa Allaah, hancurkalah musuhmu, musuh agamamu, yaitu orang kafir, bid’ah dan musyrik.

    Allaahumma syatttit syamlahum wa faariq jam-‘ahum, wazalzil aqdaamahum.

    Yaa Allaah, cerai beraikanlah persatuan mereka, goyahkanlah keyakinan mereka.

    Allaahumma adkhilnii mudkhala shidqiw wa-akhrijnii mukhraja shidqiw waj-‘al lii milladunka sulthaanan nashiiraa.

    Yaa Allaah, masukkanlah kami melalui jalan yang benar, keluarkanlah kami melalui jalan yang benar, dan berilah aku kekuasaan yang menolong.

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘aziizil jabbaar
    Laa ilaaha illallaah, subhaanar ra-uufirrahiim
    Laa ilaaha illallah, subhaanal ghafuurirrahim
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal kariimil hakiim
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci raja yang maha suci

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha perkasa lagi maha bijaksana
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang mahya pengasih lagi maha penyayang
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha pengampun lagi maha penyayang
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha mulia lagi maha bijaksana

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal qawiyyil wafiyy
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal lathiifil khabiir
    Laa ilaaha illallaah, subhaanash shamadil ma’buud
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ghafuuril waduud
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal wakiilil kafiil

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha kuat lagi maha memenuhi
    Tiada tuhan selain Allaah, yang maha halus lagi maha mengetahui
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang bergantung padanya segala hal lagi yang disembah
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha pengampun lagi maha pencinta
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha penolong lagi maha pelindung

    Laa ilaaha illallaah, subhaanar raqiibil hafiizh
    Laa ilaaha illallaah, subhaanad daa-imil qaa-im
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal muhyil mumiit
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal hayyil qayyuum
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal khaaliqil baari’

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha mengawasi lagi maha memelihara
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang hidup kekal lagi mengurus ciptaannya
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang menghidupkan lagi mematikan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus ciptaannya
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang menciptakan lagi menjadikan

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘aliyyil ‘azhiim
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal waahidil ahad
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal mu’minil muhaimin
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal habiibisy syahiid
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal haliimil kariim

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha tinggi lagi maha besar
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha esa lagi tunggal
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang memberi keamanan lagi maha memelihara
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhanyang maha mencintai lagi maha menyaksikan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha penyantun lagi maha mulia

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal awwalil qadiim
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal awwalil aakhir
    Laa ilaaha illallaah, subhaanazh zhaahiril baathin
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal kabiiril muta-‘aal
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal qaadhil haajat

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang pertama lagi terdahulu
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang awal dan yang akhir
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang nyata lagi yang rahasia
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha besar lagi maha tinggi
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang memenuhi semua keperluan

    Laa ilaaha illallaah, subhaana rabbil ‘arsyil ‘azhim
    Laa ilaaha illallaah, subhaanar rahmaanir rahiim
    Laa ilaaha illallaah, subhaana rabbiyal a’laa
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal burhaanis sulthaan
    Laa ilaaha illallaah, subhaanas samii-‘il bashiir

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang menguasai ‘singgasana yang besar
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha pemurah lagi maha penyayang
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha tinggi
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang memiliki bukti kekuasaan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang aha mendengar lagi maha melihat

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal waahidil qahhaar
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘aliimil hakiim
    Laa ilaaha illallaah, subhaanas sattaaril ghaffaar
    Laa ilaaha illallaah, subhaanar ramaanid dayaan
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal kabiiril akbar

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha esa lagi maha mengalahkan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha mengetahui lagi maha bijaksana
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha menutupi kesalahan lagi maha pengampun
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha agung lagi maha besar

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘aliimil ‘allaam
    Laa ilaaha illallaah, subhaanasy syaafil kaafi
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘azhiimil baaqii
    Laa ilaaha illallaah, subhaanash shamadil ahad
    Laa ilaaha illallaah, subhaana rabbil ardhi was samaawaati

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha mengetahui lagi maha memeriksa
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang menyembuhkan lagi mencukupi
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha besar lagi maha kekal
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang bergantung padanya segala hal lagi esa

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ghafuurisy syakuur
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘azhiimil ‘aliim
    Laa ilaaha illallaah, subhaana dzil mulki wal alakuut
    Laa ilaaha illallaah, subhaana dzil ‘izzati wal ‘azhamah
    Laa ilaaha illallaah, subhaana dzil haibati wal qudrah

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha pengampun lagi maha membalas
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha besar lagi maha mengetahui
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang memiliki kerajaan bumi dan langit
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang mempunyai keagungan dan kebesaran
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang mempnyai pengaruh dan kekuasaan

    Laa ilaaha illallaah, subhaana dzil kibriyaa-i wal jabaruut
    Laa ilaaha illallaah, subhaanas sattaaril ‘azhiim
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘aalimil ghaiib
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal hamidil majiid
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal hakiimil qadiim

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang memiliki kebesaran dan kekuasaan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha menutupi kesalahan lagi maha besar
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang menegtahui hal ghaib
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha terpuji lagi maha mulia
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan ang maha bijaksana lagi maha terdahulu

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal qaadiris sattaar
    Laa ilaaha illallaah, subhaanas samii-‘il ‘aliim
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ghaniyyil ‘azhiim
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘allaamis salaam
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal malikin nashiir

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha kuasa lagi maha mnutupi kesalahan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha mendengar lagi maha mengeahui
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha kaya lagi maha besar
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha mengetahui lagi maha damai
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha raja lagi maha penolong

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ghaniyyir rahmaan
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal qariibil hasanaat
    Laa ilaaha illallaah, subhaana waliyyil hasanaat
    Laa ilaaha illallaah, subhaanash shabuuris sattaar
    Laa ilaaha illallaah, subhaana khaaliqin nuur

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha kaya lagi maha pengasih
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha dekat kebaikannya
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan maha menguasai kebaikan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan maha penyabar lagi menutupi kesalahan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yan menciptakan cahaya

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ghaniyyil mu’jiz
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal faadhilisy syakuur
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ghaniyyil qadim
    Laa ilaaha illallaah, subhaana dzil jalaalil mubiin
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal khaalishil mukhlish

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha kaya lagi maha mengalahkan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha utama lagi maha berterima kasih
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha kaya lagi maha terdahulu
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang punya keluhuran lagi maha menjelaskan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha murni lagi memurnikan
    Laa ilaaha illallaah, subhaanash shaadiqil wa’di

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal haqqil mubiin
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal haqqil mubiin
    Laa ilaaha illallaah, subhaana dzil quwwatil matiin
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal qawiyyil ‘aziiz
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal hayyil ladzii laa yamuut

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang benar janjinya
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha benar lagi maha menjelaskan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang punya kekuatan lagi maha kokoh.
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha hidup lagi tidak mati

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘allaamil ghuyuub
    Laa ilaaha illallaah, subhaanas sattaaril ‘uuyuub
    Laa ilaaha illallaah, subhaana rabbil ‘aalamiin
    Laa ilaaha illallaah, subhaanar rahmaanis sattaar

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha mengetahui yang ghaib
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yan maha menutupi semua cacat
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang memiliki ampunan lagi dimintai pertolongan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan semesta alam
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha pengasih lagi maha menutupi

    Laa ilaaha illallaah, subhaanar rahiimil ghaffaar
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘aziizil wahhaab
    Laa ilaaha illallaah, subhaana qaadiril muqtadir
    Laa ilaaha illallaah, subhaana dzil ghufraanil haliim
    Laa ilaaha illallaah, subhaana malikil mulk

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha penyayang lagi maha pengampun
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha agung lagi maha pemurah
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yangmaha kuasa lagi maha memberi kekuasaan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang memiliki semua kerajaan

    Laa ilaaha illallaah, subhaanal baari-il mushawwir
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal ‘aziizil jabbaar
    Laa ilaaha illallaah, subhaanallaahi ‘amma yashifun
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal jabbaaril mutakabbir
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal qudduusis shubbuuh

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang menciptakan lagi memberi bentuk
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha mulia lagi maha perkasa
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha perkasa lagi maha membangga
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan dari apa yang dianggap oleh orang kafir
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan dalam sosok dan sifat

    Laa ilaaha illallaah, subhaana rabbil malaa-ikati war ruuh
    Laa ilaaha illallaah, subhaana dzil aalaa-I wanna’maa-i
    Laa ilaaha illallaah, subhaanal malikil maqshuud
    Laa ilaaha illallaah, subhaana hannaanil mannaan

    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan para malaikat dan ruh
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan pemilik tanda-tanda tinggi dan nikmat
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan raja yang menjadi tujuan
    Tiada tuhan selain Allaah, maha suci tuhan yang maha pengasih dan pemberi

    Laa ilaaha illallaah, sayyidina aadamu ‘alaihis salaam shafiyyullaah
    Laa ilaaha illallaah, sayyidina nuuhun ‘alaihis salaam najiyyulaah
    Laa ilaaha illallaah, sayyidina ibraahiimu ‘alaihis salaam khaliilullaah
    Laa ilaaha illallaah, sayyidina ismaa-‘iilu ‘alaihis salaam dzabiihullaah
    Laa ilaaha illallaah, sayyidina muusaa ‘alaihis salaam kaliimullaah
    Laa ilaaha illallaah, sayyidina daawuudu ‘alaihis salaam khaliifatullaah
    Laa ilaaha illallaah, sayyidina ‘iisaa ‘alaihis salaam ruuhullaah
    Laa ilaaha illallaah, sayyidina wa nabiyyina wa maulaana muhammadur rasuulullaah shallaahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka was sallam

    Tiada tuhan selain Allaah, sayyidina Aadam AS pilihan Allaah
    Tiada tuhan selain Allaah, sayyidina Nuuh AS diselamatkan Allaah
    Tiada tuhan selain Allaah, sayyidina Ibraahiim AS teman dekat Allaah
    Tiada tuhan selain Allaah, sayyidina Ismaa-‘iil AS yang disembelih Allaah
    Tiada tuhan selain Allaah, sayyidina Muusaa AS yang diajak bicara oleh Allaah
    Tiada tuhan selain Allaah, sayyidina Daawuudu AS khalifah Allaah
    Tiada tuhan selain Allaah, sayyidina ‘Iisaa AS ruh Allaah
    Tiada tuhan selain Allaah, sayyidina wa nabiyyina wa maulaana Muhammad shallaahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka was sallam utusan Allaah

    Allaahummarhamnaa bibarakati tauraati sayyidina muusaa ‘alaihis salaam wa injiili sayyidina ‘iisaa ‘alaihis salaam wa zabuuri sayyidina daawuudu ‘alaihis salaam wa furqaani sayyidina wa nabiyyina wa maulaana muhammad shallaahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka was sallam, birahmatika yaa arhamar raahimiin, walhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin.

    Ya Allaah, kasihilah kami dengan berkah Taurat Sayyidina Muusaa AS, Injil Sayyidina ‘Iisaa AS, Zabuur Sayyidina Daawuud AS dan al-Furqaan / al-Qur-an sayyidina wa nabiyyina wa maulaana Muhammad shallaahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka was sallam utusan Allaah, dengan kasihmu, yang maha penyayang. Dan segala puji bagi Allaah, tuhan semesta.

    Ya Allaah, terimalah amal saleh kami, ampunilah amal salah kami, mudahkanlah urusan kami, lindungilah kepentingan kami, ridhailah kegiatan kami, angkatlah derajat kami dan hilangkanlah masalah kami.

    Ya Allaah, tetapkanlah kami selamanya menjadi Muslim, tetapkanlah kami selamanya dalam agama yang kau ridhai – Islam, tetapkanlah kami selamanya menjadi umat dari manusia yang paling engkau muliakan – Sayyidina wa Nabiyyina wa Maulaanaa Muhammad Shallahu’alihi wa alihi wa shahbihi wa ummatihi, wa baraka wassallam.

    Ya Allaah, percepatlah kebangkitan kaum Muslim. Pulihkanlah kejayaan kaum Muslim, Lindungilah kaum Muslim dari kesesatan terutama kemurtadan. Berilah kaum Muslim tempat mulia di akhirat.

    Ya Allaah, jadikanlah Indonesia dan dunia Muslim tetap dimiliki kaum Muslim. Jadikanlah Indonesia dan dunia Muslim baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur. Jadikanlah dunia non Muslim dimiliki kaum Muslim. Jadikanlah musuh Islam ditaklukan orang Islam.

    Rabbana hablana min azwaajina, wa dzurriyyatina qurrata a’yuniw, waj’alna lil muttaqiina imaamaa.

    Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami jodoh dan keturunan sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.

    RABBI LAA TADZARNI FARDAN WA ANTA KHAIRUL WAARITSIN.

    Ya Allah janganlah engkau tinggalkan aku seorang diri dan engkau sebaik2nya dzat yang mewarisi.

    ALLAAHUMMAFTAHLII HIKMATAKA WANSYUR ‘ALAYYA MIN KHAZAA INI RAHMATIKA YAA ARHAMAR-RAAHIMIIN.

    Ya Allah bukakanlah bagiku hikmah-Mu dan limpahkanlah padaku keberkahan-Mu, wahai Yang Maha Pengasih dan Penyayang

    RABBI INNII LIMAA ANZALTA ILAYYA MIN KHAIRIN FAQIIR.

    Ya Rabb, sesungguhnya aku sangat memerlukan suatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.

    Ya Allaah, dengan hak yang kau berikan pada kalimah syahadat, Surah al-Fatihah, Doa Kanzul ‘Arsy dan shalawat, salam dan berkah semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Shallahu’alaihi wa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka wassallam, kami mohon segala hal yang terbaik, segala hal yang terindah bagi semesta – khususnya kami, keluarga kami dan seluruh kaum Muslim.

    Yaa Allaah, dengan segala hak yang kau berikan pada kalimah syahadat, Surah al-Fatihah, Doa Kanzul ‘Arsy dan shalawat, salam, berkah semoga selalu tercurah kepada Sayyidina wa Nabiyyina wa Maulaanaa Muhammad Shallaahu’alaihi wa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka was sallam, kabulkanlah yaa Allaah segala doaku – yang lisan maupun tulisan.

    Rabbanaa aatinaa fiddun-yaa hasanataw wa fil aakhirati hasanataw wa qinaa ‘adzaabannaar wa adkhilnal jannata ma’al abraar.

    Tuhan kami, berilah kami kebahagiaan di dunia dan kesejahteraan di akhirat, dan hindarkanlah kami dari siksaan neraka serta masukanlah kami ke surga bersama orang-orang baik.

    Rabbanaa taqabbal minna innaka antassamii’ul aliimu wa tub’alainaa innaka antattawwaaburrahiim. Washshalallaahu ‘alaa sayyidina wa nabiyyina wa maulaanaa muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa ummatihi wa baraka wassallam.

    Tuhan kami, perkenankanlah do’a-do’a kami, karena sesungguhnya Engkau Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkau Maha Menerima taubat dan Maha Penyayang. Shalawat, salam dan berkah semoga dilimpahkan kepada junjungan dan pemimpin kami Muhammad s.a.w, atas keluarganya, sahabatnya dan umatnya semuanya.

    HASBUNALLAAH WANI’MAL WAKIIL NI’MAL MAULA WANI’MAN NASHIIR.

    Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung, Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.

    Subhana rabbika rabbil ‘izzati, ‘amma yasifuuna wa salamun ‘alal anbiyaa-i wal mursaliin, walhamdulillahirabbil ‘aalamiin.

    Aamiin yaa rabbal ‘aalamiin.

Comments are closed.