Oleh: Ahmad Muntaha AM
Dawuh KH Azizi Hasbulloh PP Barran Blitar beberapa tahun lalu:
“Enek ban njobo, enek ban njero. Ojo diwolak-walik. (Ada ban luar ada ban dalam. Jangan dibolak-balik pemakaiannya).”
‘BAN DALAM’ (SIKAP BATIN)
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ (الأعراف: ٣٤)
“Tiap-tiap umat mempunyai ajal (batas waktu kehidupan di dunia); maka apabila telah datang ajalnya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (QS. Al-A’raf: 34)
‘BAN LUAR’ (SIKAP LAHIRIAH)
وَأَنفِقُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا تُلْقُوا۟ بِأَيْدِيكُمْ إِلَى ٱلتَّهْلُكَةِ ۛ وَأَحْسِنُوٓا۟ ۛ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ (البقرة: ١٩٥)
“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”
MENYIKAPI COVID 19 SECARA PROPORSIONAL PERSPEKTIF AHLUSSUNAH WAL JAMA’AH
Karenanya, dalam menyikapi wabah virus Corona atau Covid19 diperlukan sikap yang adil dan proporsional sesuai prinsip-prinsip Ahlussunah wal Jama’ah.
Hati tetap tenang tidak perlu khawatir, gentar dan takut terhadap semua makhluk termasuk Covid 19, melainkan ketakutan dan kegentaran terhadap Allah subhanahu wata’ala Sang Maha Pencipta. Mati, sakit dan menderita itu pasti, tinggal waktunya saja yang terus menjadi rahasia. Kondisi seperti ini justru menjadi kesempatan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Allah, sembari terus beristighfar memohon ampunan dan ridha-Nya.
Namun demikian, kewaspadaan lahiriah, upaya pencegahan/preventif dan lain semisalnya tetap harus dilakukan sesuai arahan pakar medis dan kebijakan pemerintah. Demikian pula pendekatan keagamaan dengan doa-doa.
Kita bersama, kita bisa, kawan …