Oleh K.H. Abdulloh Zaini*
Ini (penghargaan kepada santri berprestasi) adalah pembuktian dari pengurus Pondok Pesantren Besuk bisa mengemban amanat yang dititipkan orang tua.
“Saya titip anak saya.” Kalimat ini yang disampaikan orang tua kepada pengasuh pondok.
Karenanya, oleh pondok para santri dididik, diajar. Dengan bukti adanya bintang kelas, bintang pelajar, bintang ijazah. Ini adalah bukti pengurus Pondok Pesantren Besuk sudah melaksanakan amanah.
Amanah itu memang berat. Makhluk Allah tidak ada yang sanggup menerima amanah dari Allah.
**إِنَّا عَرَضْنَا ٱلْأَمَانَةَ عَلَى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱلْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا ٱلْإِنسَٰنُ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا
Allah menawarkan amanah kepada langit, bumi, gunung, mereka menolak. Menurut para ulama mufassir, amanah yang dimaksud adalah sairil amanah, semua bentuk titipan.
Termasuk, menitipkan anak untuk dididik.
“Bumi, kutitipkan anak untuk kau didik.” Bumi menolak. Langit menolak. Ini karena saking beratnya mengemban amanah. Tetapi manusia mau.
Shalat, diamanahkan ke langit, tidak mau. Manusia mau. Puasa, diamanahkan ke gunung, tidak mau. Tetapi manusia mau.
Nitipno anak nang gunung Semeru, mboten purun. (Menitipkan anak ke Gunung Semeru, tidak mau.)
Mendidik anak, memintarkan anak, tazkiyah, agar santri bisa membersihkan hati ini memang sangat berat. Gunung-gunung, bumi, langit, tidak ada yang mau. Tetapi manusia mau. Padahal sifatnya ringkih, punya sifat ghadhab, pemarah, dengki.
Makanya, (di akhir ayat disebut jika manusia itu) zhaluman jahula. Zalim dan bodoh. Menurut ahli tafsir, sifat zhaluman jahula itu ketika manusia tidak mau melaksanakan amanah.
Pengurus Pondok Pesantren Roudlotul Ulum Besuk ingat kepada ayat ini. Sehingga melaksanakan amanah panjenengan semua.
Para santri dipondokkan ini bukan untuk dipercantik, bukan. Dilemukno, mboten (digemukkan, bukan). Tetapi dididik. Dipintarkan. Maka kita harus mensyukuri ini semua.
Acara (wisuda) ini bukan untuk ajang pamer. Tetapi untuk menunjukkan kepada njenengan semua bahwa Pondok Pesantren Besuk telah melaksanakan amanah dari njenengan semua.
Jika tidak melaksanakan amanah, akan termasuk orang munafik.
آيَة الْمُنَافِق ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اُؤْتُمِنَ خَانَ
Ayat (tanda) munafik itu ketika dia berbicara, berbohong. Ketika berjanji, mengingkari. Ketika diberi amanah, berkhianat.
Para santri yang sebelumnya tidak tahu huruf ba‘, sekarang tahu huruf ba‘. Para santri yang sebelumnya tidak tahu cara niat, sekarang tahu cara niat. Ini adalah bentuk kesuksesan dalam mengemban amanah.
Ini harus kita syukuri.
Menyangkut syahriyah, ini saya agak tidak terima. Hehehe. Saya tanya salah satu wali santri, “Apa alasan njenengan memondokkan ke Besuk?” Beliau menjawab, “Soalnya murah.”
Saya kaget. Kok memondokkan anak karena murah. Bukan karena bisa mengajar. Padahal pertimbangan mencari ilmu itu harus mencari guru yang syaikhun fattah. Yang bisa membuka hati.
Contohnya Imam Syafii.
Imam Syafii masih kecil sudah dipondokkan. Pertama, agar fasih membaca huruf arab. Dititipkan ke pegunungan di Makkah. Dicarikan lingkungan yang lughatnya masih asli. Masih fasih. Selesai belajar, imam Syafii oleh ibunya dipondokkan ke Madinah. Dititipkan kepada Imam Malik.
Maka, carilah guru yang syaikhun fattah. Guru yang bisa membuka hati. Bagaimana guru yang bisa membuka hati? Yakni guru yang benar-benar faham.
Semua guru di sini perempuan. Kenapa? Ya karena semua guru di sini sudah benar-benar faham. Sehingga bisa membuka hati. Buktinya, para santri sudah bisa mencapai prestasi tinggi. Dengan standar yang tidak sembarang.
Seperti imam Syafii. Memang seorang manusia itu tergantung ibunya. Ibu ini yang bisa menggulo wentah anaknya. Buktinya imam Syafii. Tidak punya ayah. Usia 7 tahun sudah hafal Al-Qur’an. Umur 12 tahun sudah hafal kitab Muwatha. Umur 16 tahun sudah menjadi mufti. Ini bukti luar biasanya peran seorang ibu.
*Mauizhah K.H. Abdullah Zaini, pengasuh Pondok Pesantren Besuk Kejayan Pasuruan Jawa Timur. Dalam acara Wisuda Madrasah Roudlotul Ulum Putri, Pondok Pesantren Besuk, Ahad, 12 Maret 2023.
_____
**Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh. (QS. Al-Ahzab: 72)