Malam Isra Mikraj vs Lailatul Qadar, Lebih Spesial Mana?

0
385
Malam Isra Mikraj vs Lailatul Qodar Lebih Spesial Mana?

Malam Isra Mikraj, dilihat dari sudut pandang pengalaman religius yang diperoleh Nabi Muhammad saw. sepanjang hidupnya, dan tanpa menghubungkan disyariatkannya keistimewaaan beribadah di malam itu bagi umatnya, patut dinilai memiliki keutamaan melebihi Lailatul Qadar.

Sebab, di Malam Isra Mikraj, atau Lailatul Mikraj, itulah Nabi Muhammad saw. memperoleh kemuliaan dan derajat yang paling tinggi di sisi Tuhannya.

Para ulama menyatakan

أَنَّ لَيْلَةَ الْإِسْرَاءِ أَفْضَلُ فِيْ حَقِّ النَّبِيِّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَ لَيْلَةُ الْقَدْرِ أََفْضَلُ بِالنِّسْبَةِ إِلَى الأُمَّةِ

Bagi kehidupan Nabi Muhammad saw., Lailatul Isra menjadi malam yang paling istimewa. Sementara, bagi kehidupan umat Muhammad saw., Lailatul Qadar menjadi malam yang paling istimewa.

Kesimpulan ini dinyatakan oleh banyak ulama terkemuka. Antara lain Ibn Taimiyyah, Abu Umamah bin an-Nuqqasy, Al-Bulqini, Muhammad bin Alawiy al-Malikiy, Abd al-Hamid as-Syirwani, dan yang lainnya.

Baca Juga: Sirah Nabawiyah [7]: Anti Mukjizat Berkedok Modernisasi Agama

Banyak ulama berkesimpulan demikian karena mereka tak bisa mengelak bahwa di dalam perjalanan Isra Mikraj Nabi ada satu peristiwa yang menjadi kenikmatan dan anugerah terindah yang tak tertandingi oleh apapun. Yaitu, perjumpaan Nabi saw. dengan Sang Kekasih.

Malam perjumpaan dengan Sang Kekasih inilah yang menjadi momen paling spesial dan telah mengguratkan warna paling indah dalam kanvas kehidupan Nabi saw. selama menjalankan tugas kenabian di muka bumi.

Atas dasar pandangan ini, al-Bulqini, seorang ahli fikih dan ahli hadis terkemuka, menggubah sebuah madah

أَوْلاَكَ رُؤْيَتَهُ فِيْ لَيْلَةٍ فَضَلَتْ

لَيَالِيَ الْقَدْرِ فِيْهَا الرَّبُّ أرْضَاكَا

Ia mengaungerahimu kenikmatan melihat-Nya di sebuah malam yang mengungguli

malam Lailatul Qadar yang di dalamnya Tuhanmu meridai

Wallahu a’lam.

Baca Juga: Isra Mikraj dan Musik: Ekspresi Cinta kepada sang Baginda

Penulis: Faurok Tsabat. Mutakharijin Pondok Pesantren Lirboyo Kediri tahun 2017. Penulis buku Rihlah semesta bersama Jibril a.s.: Menguak Perjalanan Isra Mikraj Nabi Muhammad saw. dari Aspek Hikmah, Nilai Filosofis, Pesan Simbolis, Sufistik dan Saintifik. Sekarang giat di dalam berbagai aktivitas bahtsul masail.