-Aswajamuda.com- Penulis Buku Tradisi Intelektual NU Dr As’aril Muhajir menyebut Buku Khazanah Aswaja yang diterbitkan oleh Aswaja NU Center Jawa Timur sebagai “The Best Seller Book bagi Nahdliyin”. Pria kelahiran Sidoarjo Jatim ini memiliki beberapa alasan untuk penilaiannya. Selain mengamati langsung bagaimana antusias warga nahdliyyin untuk memiliki buku ini, Dr As’aril memiliki beberapa kriteria baku untuk mutu suatu produk buku.
“Saya menghitung di buku Khazanah Aswaja ini ada 350 referensi, semua referensi utama. Terdiri dari 486 halaman. Malah saya dengar aslinya 650 halaman. Dalam teori buku memang ada pemilahan-pemilahan data berdasarkan urgensitas,” jelas dosen IAIN Tulungagung ini.
Lihat Disini : Buku Bestseller Khazanah Aswaja
Selanjutnya, pria yang beberapa tahun menjadi dosen Pascasarjana di UIN Sunan Ampel Surabaya ini merinci beberapa keistimewaan Khazanah Aswaja. Pertama, isi buku memenuhi kebutuhan prioritas dari para Nahdliyyin. Kedua, buku terbit berdekatan dengan momentum Milad NU. Ketiga, buku terbit sesuai dengan trend yang sedang hangat.
“Keempat, isu buku menampilkan sesuatu yang baru, revolusioner dan kontroversial. Maksud revolusioner di sini karena mampu mengubah mindset warga nahdliyyin bahwa ternyata akidah-amaliah yang selama ini mereka yakini memiliki hujjah kuat. Kontroversional karena hal-hal semacam inilah yang diperdebatkan di tengah umat dan Khazanah Aswaja mampu menjawabnya,” tegas dia.
Berikutnya, Buku Khazanah Aswaja mampu diserap warga nahdliyyin karena para penulisnya adalah para aktifitis yang selama ini dikenal sebagai pengkaji Aswaja melalui wadah Aswaja NU Center.
Ibarat pepatah tak ada gading yang tak retak, buku Khazanah Aswaja juga tak lepas dari koreksi. Dr As’aril Muhajir menyampaikan beberapa koreksi dan konfirmasi sebagai kritik yang membangun. “Agar buku ini makin diterima semua kalangan dan NU benar-benar menjadi rahmatan lil ‘alamin,” alasan dia.
Baca Juga: 3000 Khazanah Aswaja Ludes Dalam Sebulan
Beberapa hal yang menjadi masukan adalah perlunya penambahan dasar al-Qur’an pada mayoritas pengesahan yang ditulis atau yang memungkinkan bisa diupayakan, misalnya dalil al-Qur’an untuk sampainya doa pada orang meninggal dunia. Selain masukan berupa hal-hal tekhnis seperti diksi yang disesuaikan dengan terma yang baku, pedoman transliterasi internasional, pria yang telah melanglang buana di dunia akademisi ini mengusulkan penambahan bab tentang dakwah, baik esensi, pendekatan, maupun metodenya.
“Karena pada judul cover juga dicantumkan kalimat ‘mendakwahkan’ Ahlussunnah Wal-Jama’ah,” jelas dia. “Warga NU perlu penjelasan bagaimana mendakwahkannya,” tambah pria yang pernah mengajar di Universitas Negeri Malang ini.
Mengamini usulan praktisi pendidikan sebelumnya seperti Prof A Haris dari UIN Surabaya, Dr As’aril Muhajir mengusulkan agar buku selengkap Khazanah Aswaja ini harus diterjemahkan ke bahasa asing, terutama Bahasa Inggris. Seorang peserta, Muhshan, juga menyampaikan usulan senada. “Buku ini murah sekali melihat kualitas buku yang sangat luar biasa. Buku ini harus diterjemahkan ke Bahasa Inggris,” ujarnya.
Baca Juga: Buku Khazanah Aswaja Dibedah Serentak
Dr As’aril Muhajir menjadi pembanding dalam acara bedah Buku Khazanah Aswaja di gedung PCNU Kabupaten Tulungagung, Ahad (19/2). Dua anggota tim penulis buku hadir pada acara tersebut, yaitu Faris Khoirul Anam dan Ahmad Muntaha. Sekitar dua ratus orang menghadiri acara yang berlangsung sejak pagi hingga siang tersebut. (Ubaid/Tulungagung)