Ini beberapa etika bepergian (etika batin) yang sepatutnya diterapkan oleh setiap muslim ketika bepergian. Diantaranya:
1. Tidak bepergian kecuali perjalanannya menambah ilmu.
2. Setiap masuk daerah berniat untuk menjumpai para kiainya dan bersungguh-sungguh untuk memperoleh satu teladan etika atau satu kalimat nasehat dari masing-masing kiai yang dijumpai, agar dapat mengambil manfaat darinya dan dapat menularkannya kepada orang lain.
3. Bila bepergian mengunjungi saudara, maka tidak menginap sampai melebihi tiga hari, sebagai batas bertamu. Kecuali tuan rumah masih berat melepas kepulangannya.
4. Di tengah bepergian tidak menyibukkan diri dengan hal-hal yang tidak bermanfaat, sehingga dapat memutus berkah bepergiannya.
Referensi:
موعظة المؤمنين ١/ ١٥٧:
وَأَمَّا الْآدَابُ الْبَاطِنَةُ: فَفِي الْفَصْلِ الْأَوَّلِ بَيَانُ جُمْلَةٍ مِنْهَا، وَجُمْلَتُهُ أَنْ لَا يُسَافِرَ إِلَّا إِذَا كَانَ زِيَادَةً فِي عِلْمِهِ فِي السَّفَرِ، وَيَنْوِي فِي دُخُولِ كُلِّ بَلْدَةٍ أَنْ يَرَى شُيُوخَهَا الْحُكَمَاءَ وَيَجْتَهِدَ أَنْ يَسْتَفِيدَ مِنْ كُلِّ وَاحِدٍ أَدَبًا أَوْ كَلِمَةً لِيَنْتَفِعَ بِهَا وَيَنْفَعَ بِهَا. وَإِذَا قَصَدَ زِيَارَةَ أَخٍ لَهُ فَلَا يُقِمْ عِنْدَهُ أَكْثَرَ مِنْ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ، فَذَلِكَ حَدُّ الضِّيَافَةِ إِلَّا إِذَا شَقَّ عَلَى أَخِيهِ مُفَارَقَتُهُ، وَلَا يَشْغَلُ نَفْسَهُ بِمَا لَا فَائِدَةَ فِيهِ فَإِنَّ ذَلِكَ يَقْطَعُ بَرَكَةَ سَفَرِهِ.
Perjalanan Juanda, Surabaya – Soekarno Hatta, Jakarta
Jumat, 10 November 2017
Oleh: Ahmad Muntaha AM
Ilustrasi: expatxplore