فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى
“And speak to him with gentle speech that perhaps he may be reminded or fear [Allah].” (Thaha [20]: 44)
Pondasi utama dalam membangun relasi sosial antara muslim dan non muslim adalah akhlaqul karimah atau budi pekerti yang baik.
Di manapun berada, terlebih di lingkungan yang plural, seorang muslim tidak dapat melepaskan diri dari hubungan sosial dengan pemeluk agama lain.
Mengutip Keputusan Bahtsul Masail Konferensi Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur yang digelar pada 28-29 Juli 2018 atau bertepatan dengan 15-16 Dzulqa’dah 1439 H Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Islam mengajarkan dalam menjalin hubungan dan interaksi sosial dengan siapapun, baik muslim maupun non muslim, setiap muslim harus tampil dengan budi pekerti baik (akhlaq al-Karīmah), tutur kata lembut, dan sikap penuh kesantunan dan kasih sayang (rahmah). Sebagaimana perintah Allah Swt kepada Nabi Musa As dan Nabi Harun As untuk bertutur kata lembut kepada Fir’aun:
فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى
“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut.” (QS. Thaha: 44)
Nabi Muhammad Saw juga bersabda:
أَوْحَى اللهُ إِلَى إِبْرَاهِيْمَ: يَا إِبْرَاهِيْمُ حَسِّنْ خُلُقَكَ وَلَوْ مَعَ الْكُفَّارِ تَدْخُلْ مَدَاخِلَ الْأَبْرَارِ … (رواه الحكيم الترمذي في نوادره)
“Allah menyampaikan wahyu kepada Nabi Ibrahim As: ‘Wahai Ibrahim, perbaikilah pekertimu meskipun terhadap orang-orang non muslim, niscaya engkau akan masuk surga- tempat tinggal orang-orang baik’.” (HR. Al-Hakim at-Tirmidzi dalam kitab Nawadirnya)
Sikap seperti ini merupakan cerminan kebeningan spiritual pada diri seorang muslim.
Nah, dalam situasi pandemic Sars-Cov-2 seperti sekarang, bukankah keprihatinan, empati dan solidaritas sudah seharusnya tidak terbatasi dengan sekat-sekat primordial keagamaan?
Dengan demikian, bukankah semakin tinggi solidaritas muslim dalam tolong-menolong dan kerja sama dengan manusia sesama untuk menghadapi pandemic Sars-Cov-2, semakin tinggi pula tingkat keimanan dan ketakwaannya? Wallahu a’lam.
Seri: Kajian Keluarga Mualaf